Mensos: Korban Judi Online Dapat Bansos Jika Miskin
- VIVA.co.id/Yeni Lestari
Jakart – Menurut Menteri Sosial Indonesia, Tri Rismaharini, korban judi online dapat menerima bantuan sosial (bansos) jika mereka tercatat sebagai penerima bantuan sosial dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
Risma menegaskan bahwa siapa pun warga negara Indonesia yang masuk dalam DTKS akan mendapat bantuan, termasuk korban judi online yang dikategorikan sebagai warga miskin.
Risma juga mengatakan bahwa Kemensos tidak menutup kemungkinan untuk memberikan bantuan sosial kepada para korban judi online, sepanjang mereka tercatat sebagai penerima bantuan sosial.
"Ya kan harus ada datanya, kalau enggak ada datanya kan nggak bisa," kata Risma pada Minggu (16/6).
Risma juga mengatakan bahwa tidak ada peraturan yang melarang pemberian bansos kepada para korban judi online. Ia sendiri belum mengetahui pasti mengenai konsep bansos untuk korban judi online, tetapi dia mengatakan bahwa ide itu baru diungkapkan oleh Menteri Koordinator, Muhadjir Effendy beberapa waktu lalu dan sempat viral di media sosial.
"Pokoknya tidak dilarang oleh negara ya saya siap," ungkapnya.
Risma mengatakan bahwa Kemensos telah menangani bantuan sosial untuk korban beragam kasus, termasuk tindak pidana penjualan orang (TPPO) hingga korban masalah hak asasi manusia (HAM).
"Ya sepanjang dia miskin nggak apa-apalah dia berhak. Judi online, sepanjang dia miskin ya dia berhak," pungkas Risma.
Risma juga mengatakan bahwa sebelumnya Kemensos telah menangani korban judi online yang mengalami gangguan psikososial yaitu gangguan kesehatan mental yang disebabkan oleh faktor psikologis dan sosial.
"Pokoknya tidak dilarang oleh Negara ya saya siap. Pokoknya miskin," tegas Risma kepada wartawan.
Wacana bansos untuk korban judi online menuai pro dan kontra di masyarakat, beberapa orang menolak bansos untuk korban judi online dan beberapa lainnya mendukung gagasan tersebut.
Masyarakat yang kontra terhadap wacana ini menilai bahwa bansos untuk korban judi online dapat memicu kecemburuan dan bertambahnya pelaku judi online baru. Mereka juga khawatir bahwa bansos dapat digunakan sebagai modal berjudi kembali.
Sedangkan masyarakat yang pro menganggap wacana ini merupakan solusi bagus untuk membantu masyarakat dalam bertahan hidup tanpa harus mengandalkan judi online.