Melihat Peluang Warga Sipil Ikut Misi Perdamaian ke Gaza yang Diungkap Panglima TNI
- ANTARA/Bagus Ahmad Rizaldi
Jakarta – Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto mengatakan, masyarakat sipil berpeluang bergabung dengan pasukan perdamaian untuk membantu warga Palestina yang menjadi korban perang di Gaza.
"Kemenlu yang akan mengatur ya," kata Agus saat ditemui di kantor MUI, Menteng, Jakarta Pusat, dikutip ANTARA, Minggu, 16 Juni 2024.
Menurut Agus, salah satu satuan pasukan perdamaian yang pihaknya kirim yakni Batalyon Zeni bertugas membangun berbagai fasilitas umum seperti sekolah, rumah sakit, rumah tinggal, tempat ibadah hingga tempat rehabilitasi.
Tempat-tempat tersebut nantinya akan diisi oleh para tenaga ahli di bidangnya untuk melayani warga Palestina.
Agus pun mencontohkan tempat rehabilitasi yang membutuhkan tenaga ahli di bidang pengobatan trauma atau trauma healing untuk para korban perang.
"Nah untuk rehabilitasi butuh personel yang punya kemampuan psikologi untuk trauma healing. Mungkin bisa juga dari sipilnya," kata Agus.
Namun demikian, Agus tidak menjelaskan secara rinci prosedur apa yang harus dilewati masyarakat sipil untuk bisa bergabung dalam pasukan perdamaian itu.
Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) ini juga tidak menerangkan secara rinci persyaratan apa yang harus dipenuhi rakyat sipil untuk bisa ikut bersama pasukannya ke Gaza.
Australia dan Singapura Ingin Bekerja Sama
Agus Subiyanto juga mengatakan, dirinya sudah berbicara dengan pihak militer Australia dan Singapura yang ingin bekerja sama dalam misi perdamaian di Gaza.
"Saya sudah bertemu dengan Panglima Australia dan Panglima Singapura, mereka juga menginginkan untuk joint operation," kata Jenderal Agus.
Agus pun menyambut baik ajakan kedua negara itu dalam melakukan kerja sama operasi misi perdamaian.
Menurut Agus, kerja sama antarnegara khususnya di wilayah Asia sangat dibutuhkan untuk mendamaikan konflik yang ada di Gaza.
Dengan kekuatan penuh dari negara-negara Asia, Agus yakin misi perdamaian dapat dilakukan dengan maksimal dan memberikan dampak pada situasi konflik yang ada di Gaza.
Namun demikian, Agus tidak merinci lebih jelas skema kerja sama antarkekuatan militer itu dan kapan hal tersebut akan digulirkan.
Siapkan Tiga Pesawat Bawa Warga Palestina
Lebih lanjut, Agus memastikan pihaknya telah menyiapkan tiga unit pesawat guna mengangkut warga Palestina yang menjadi korban luka-luka akibat perang untuk dirawat di Indonesia.
Agus menjelaskan tiga pesawat milik TNI AU tersebut diantaranya Boeing-737 400/500 serta Hercules C-130 tipe J dan Tipe H.
Untuk pesawat Boeing dapat menampung 41 crew, 86 penumpang dan logistik yang beratnya mencapai 10.000 kilogram, sedangkan untuk perawatan Hercules tipe J dapat menampung penumpang dan crew sebanyak 51 orang dan tipe H Sebanyak 55 orang.
Pesawat tersebut akan beroperasi untuk mengantar warga Palestina ke Indonesia agar dapat dirawat di rumah sakit milik TNI yakni Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto dan Rumah Sakit Panglima Besar (Pangsar) Soedirman.
Dua rumah sakit tersebut dapat menampung pasien hingga 1.000 orang. Agus memastikan seluruh korban akan mendapatkan penanganan medis yang berkualitas.
Selain pengobatan medis, pihaknya juga menyediakan petugas khusus mengobati trauma para warga Palestina itu.
Tidak hanya itu, TNI juga telah menyiapkan bantuan lanjutan untuk dikirimkan ke Gaza berupa KRI yang akan menjadi rumah sakit apung, alutsista tambahan hingga bantuan logistik.
Agus memastikan bantuan tersebut akan dikirimkan jika gencatan senjata telah terjadi di Gaza dan pihak TNI mendapatkan mandat dari Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). (Ant/ANTARA)