Khutbah Arafah: Momentum Tawajjuh dan Tajalli, Yakin Ibadah Hajinya Diterima
- Donny Adhiyasa/MCH 2024
VIVA – Arafah menjadi tempat membuka mata seorang hamba, dimana manusia dengan manusia lainnya melihat sesamanya dengan pandangan kemanusiaan. Semua orang yang datang ke Arafah membawa panji kehormatan bangsa-bangsanya masing, tak terkecuali jemaah haji Indonesia.
Demikian petikan khutbah Arafah yang disampaikan anggota Amirul Hajj Habib Ali Hasan Al Bahar di kawasan Arafah pada 9 Zulhijah 1445 Hijriah, atau 15 Juni 2024.
Menurut Habib Ali Hasan, jemaah haji Indonesia datang ke Arafah membawa jati diri dan karakter bangsa Indonesia, menjunjung tinggi tradisi akhlaknya dimanapun dia berada.
"Akhlak karekter manusia Indonesia mampu memberikan gambaran perwujudan 'wa maa arsalnaaka illa rahmatan lil alamin'. Bangsa Indonesia di dalam negeri maupun di luar negeri betul-betul mencerminkan ciri dari ayat tersebut. Dengan kata lain, manusia Indonesia jika berbicara akhlak pastilah tinggi," kata Habib Ali Hasan
Dalam kesempatan itu, Habib Ali Hasan juga mengingatkan para jemaah haji agar memanfaatkan waktu di Arafah menjadi momentum bertemunya tawajjuh dan tajalli.
"Kita bertawajjuh kepada Allah SWT dan bertajalli kepada kita. Tawajjuh berarti menghadapkan pandangan nurani kita kepada kebesaran Allah SWT. Dan tajalli artinya Allah menghadapkan pandangan-Nya di atas singgasana-Nya kepada kita semua," ujar Habib Ali Hasan
"Maka jangan sekali-kali gusar akan haji kita," sambungnya
Dosen Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, ini mengajak para jemaah haji agar yakin dengan seyakin-yakinnya bahwa Allah ridha terhadap ibadah haji kita tahun Ini.
"Bahasa ridho ini, karena memang bahasa ridho ini tidak ada yang menolak seluruh umat Islam. Allah Ridho terhadap keberadaan di alam semesta ini. Dan Arofah merupakan bagian alam semesta ini," ungkapnya