Unjuk Rasa Ribuan Guru Honorer di Garut Ricuh, Diduga Dipicu Kata Nyinyir Ketua DPRD
- VIVA.co.id/Diki Hidayat (Garut)
Garut – Ribuan guru berstatus honorer di Garut Jawa Barat menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung DPRD Garut, Jumat, 14 Juni 2024. Ribuan guru itu meminta Pemerintah Daerah kembali membuka penerimaan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K), dengan jumlah sisa kuota mencapai 2.000 orang.
Aksi para pendidik itu berubah anarkis. Ribuan guru merangsek masuk ke halaman gedung DPRD, dengan cara menjebol pintu gerbang DPRD.
Hal itu diduga dipicu oleh kalimat Ketua DPRD Garut, Euis Ida Wartiah "Sok narangis didinya nya, sae! (Silahkan menangis di sana ya, bagus!),” kata-kata tersebut dilontarkan Euis Ida kepada sejumlah guru perempuan yang menangis di pintu masuk Sekretariat DPRD.
Selain menjebol pintu gerbang, peserta aksi juga terlibat aksi dorong dengan aparat keamanan Polisi dan Sat Pol PP Garut. Mereka berniat merangsek ke ruang rapat Paripurna DPRD dengan tujuan menyampaikan aspirasi langsung kepada wakil rakyat.
Ketua Forum Aliansi Guru dan Karyawan Ma mol Abdul Faqih mengatakan bahwa kurang lebih ada 2.000 guru honorer yang belum diangkat menjadi P3K, sehingga perlu ada solusi jelas antara Pemerintah dan para honorer ini.
"Aspirasi kami walaupun tidak terangkat (P3K) dari sisa yang honorer ini menjadi paruh waktu tapi mereka dikasih upah minimum UMP," ujarnya Jumat malam, 14 Juni 2024.
Hingga jumat jelang tengah malam, polisi masih berjaga di area aksi. Hal itu dilakukan agar tak terjadi aksi anarkis susulan. Sementara para guru honorer yang masih bertahan berharap, agar Pemerintah bisa mendengar keluh kesah honorer, karena sejauh ini honor tenaga pengajar honorer jauh dari kata manusiawi.