Perahu Tertimpa Rumah Kontainer, 1 Tewas dan 11 Nelayan Gresik Hilang

Tim SAR mencari 11 nelayan yang hilang setelah tertimpa rumah kontainer PHE WMO di Perairan Madura. (Foto: Kantor SAR Surabaya)
Sumber :
  • VIVA.co.id/Nur Faishal (Surabaya)

Gresik – Dua perahu yang membawa 14 nelayan (informasi lain menyebut 16 orang) asal Kabupaten Gresik, Jawa Timur, tenggelam setelah rumah kontainer di area Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO) di Perairan Madura. Akibatnya, 1 nelayan dikabarkan tewas, 2 selamat, dan 11 nelayan lainnya hilang.

Investigasi KPK: Pertamina Patra Niaga Sebagai Saksi dalam Dugaan Korupsi Digitalisasi SPBU Yang Dikerjakan Telkom

Informasi diperoleh menyebutkan, dua perahu tersebut berangkat melaut pada Senin, 10 Juni 2024, sekitar pukul 15.00 WIB. Mereka hendak mencari atau mengambil besi tua dari kapal-kapal tua di Perairan Madura dengan cara menyelam. "Orang yang hilang pencari besi tua," kata Kasat Polairud Polres Gresik, AKP Winardi, Kamis, 13 Juni 2024.

Pada Selasa, 11 Juni 2024, sekitar pukul 23.00 WIB, cuaca buruk terjadi dan belasan nelayan itu akhirnya berlindung di bawah rumah kontainer yang menggantung di area PHE WMO. Tiba-tiba, rumah kontainer tersebut runtuh dan menimpa dua perahu tersebut hingga tenggelam.

Pertamina Optimalkan Perlindungan Perempuan dan anak melalui program TJSL dan pemberdayaan UMKM

Kepala Kantor SAR Surabaya Muhammad Hariyadi mengatakan, berdasarkan informasi diperoleh di lapangan, dari 14 nelayan nahas itu, 2 orang ditemukan selamat dan sudah dievakuasi serta dirawat di rumah sakit. Sementara 1 nelayan ditemukan di dekat area PHE WMO dalam kondisi sudah meninggal dunia.

Adapun 11 korban lainnya dinyatakan hilang dan sampai berita ini selesai ditulis masih dalam pencarian. "KN SAR 249 Permadi bersama unsur SAR gabungan masih berupaya melakukan pencarian para korban yang belum ditemukan," kata Hariyadi dalam keterangannya, Kamis, 13 Juni 2024.

Diperiksa Terkait Dugaan Korupsi Digitalisasi SPBU yang Dikerjakan Telkom, Pertamina: Sebagai Saksi

Hariyadi mengatakan, kantor SAR Surabaya menerjunkan tim untuk membantu pencarian ke-11 korban yang hilang. Kantor SAR Surabaya mengerahkan KN SAR 249 Permadi dengan 12 orang ABK. 

"KN SAR 249 Permadi bertolak dari Dermaga Navigasi Tanjung Perak menuju ke lokasi kejadian kecelakaan yang terletak di koordinat 6° 51' 29.50" S 112° 56' 52.10" E, jarak yang ditempuh sekitar 33,3 mil laut, dengan waktu tempuh sekitar 3 jam," terang Hariyadi dalam keterangannya, Kamis, 13 Juni 2024.

Dalam proses pencarian ini, lanjut Hariyadi, tim KN SAR 249 Permadi akan berkoordinasi dengan unsur SAR lainnya, di antaranya Satpolairud Gresik, Satpolairud Bangkalan, BPBD kabupaten Gresik dan nelayan sekitar. Hingga berita ini selesai ditulis, KN SAR 249 Permadi bersama unsur SAR gabungan masih berupaya melakukan pencarian para korban yang belum ditemukan.

Di bagian lain, Lurah Kroman, Kecamatan/Kabupaten Gresik, Fathan, mengatakan bahwa 13 korban kecelakaan laut tersebut adalah warganya. Ke-13 korban kebanyakan sudah berkeluarga. "Tapi ada juga yang masih bujang," katanya.

Nelayan melakukan apel, sambil membawa bendera merah putih siap melakukan pencabutan pagar bambu di laut tangerang, tepatnya tanjung pasir, teluk naga, tangerang

Bantu TNI dan KKP Bongkar Pagar Laut di Tangerang, Nelayan : Ratakan!

Sejumlah nelayan bersorak gembira dalam proses pencabutan pagar bambu yang ada di laut Tangerang, tepatnya di kawasan Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga.

img_title
VIVA.co.id
22 Januari 2025