Apa itu Two-State Solution? Solusi Prabowo untuk Konflik Israel-Palestina
- VIVA.co.id/Yeni Lestari
VIVA – Selain gencatan senjata, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto juga menawarkan solusi two-state solution untuk mengatasi konflik Israel-Palestina. Solusi itu dibicarakan saat acara Shangri-La Dialogue yang diselenggarakan oleh International Institute for Strategic Studies IISS di Singapura, Sabtu (1/6/24).
Presiden terpilih itu menyerukan kepada masyarakat internasional untuk memberikan solusi yang adil pada rakyat Israel dan Palestina yaitu dengan gencatan senjata dan two-state solution.
"Satu-satunya solusi nyata menuju perdamaian dan keamanan abadi bagi Israel dan Palestina adalah two-state solution,” ungkap Prabowo dikutip dari channel YouTube The International Institute for Strategic Studies.
Menurut Prabowo, two-state solution merupakan solusi yang tidak terlalu keras namun tetap tegas.
"Harus balance, ya. Tidak terlalu keras, tapi juga tegas, kan? Two-state solution," kata Prabowo di balik panggung IISS di Singapura dalam channel YouTube Najwa Shihab.
Two-state solution merupakan solusi yang menganjurkan pembentukan dua negara terpisah bagi dua kelompok masyarakat yang berbeda. Misalnya wilayah Israel bagi penduduk Yahudi dan wilayah Palestina bagi penduduk Palestina.
Israel dan Palestina telah terlibat konflik selama beberapa dekade terkait wilayah, keamanan, dan identitas nasional. Bagi pendukung two-state solution, solusi tersebut dianggap sebagai jalan keluar dalam mencapai kehidupan berdampingan yang damai antara Israel dan Palestina.
Two-state solution didukung oleh beberapa negara dan organisasi internasional, termasuk PBB dan Uni Eropa. Meskipun upaya untuk menerapkan two-state solution menghadapi berbagai tantangan selama bertahun-tahun, termasuk masalah terkait batas wilayah, pengaturan keamanan, status Yerusalem, pengungsi Palestina, dan pemukiman Israel di Tepi Barat.
Beberapa negara termasuk Suriah dan Iran menjadi negara yang menolak konsep two-state solution. Mereka memandang Israel sebagai entitas kolonial yang ilegal dan tidak sah, sehingga mereka meminta Israel harus dihapuskan dari wilayah Palestina dan wilayah historis Palestina harus menjadi bagian dari satu entitas Palestina yang merdeka.
Hal ini menunjukan bahwa Suriah dan Iran tidak setuju dengan pembentukan negara Israel yang berdampingan dengan negara Palestina secara terpisah. Mereka percaya bahwa hanya melalui perlawanan bersenjata dan tekanan internasional yang kuat, Israel akan mundur dan memberikan hak-hak penuh kepada rakyat Palestina.