Penyakit Jantung jadi Penyebab Kematian Terbanyak Jemaah Haji, Ini Tips dari PPIH Arab

Jamaah haji berihram
Sumber :
  • Media Center Haji 2024

VIVA –  Kasus penyakit jantung menjadi penyebab kematian terbanyak jemaah pada saat melaksanakan ibadah haji.

Bisakah Terapi Stem Cell Sembuhkan Pengapuran Tulang?

"Mengutip pernyataan dari Kasie Pelayanan Kesehatan Daker Makkah, mayoritas jemaah haji Indonesia yang meninggal disebabkan oleh penyakit jantung. Jadi, jemaah diminta untuk waspada," kata Tim Kesehatan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Rendi Yoga Saputra.

Kakbah di Mekah, Arab Saudi

Photo :
  • VIVA.co.id/Eko Priliawito
Jangan Putus Asa! Meski Harus Jalani Pengobatan Seumur Hidup, Tingkat Kesuksesan Penanganan Talasemia Capai 95 Persen

"Di dunia, kegawatdaruratan berhubungan dengan kasus henti jantung masih menjadi juara penyebab kematian," lanjutnya.

Rendi mengatakan, penyakit gangguan jantung dapat terjadi di mana saja, termasuk di Tanah Suci pada saat melaksanakan ibadah haji.

Mengenal Air Murni, Ini Manfaat dan Kriteria Amannya

Bagi jemaah yang sakit, jamah lansia dan jemaah risiko tinggi wajib mempersiapkan obat rutin yang diminum pada tas yang mudah dijangkau dengan jumlah obat yang cukup untuk selama perjalanan.

"Ini penting untuk disiapkan jemaah saat Armuzna, karena terkadang jemaah lupa menyiapkannya," kata Rendi.

Pengenalan dan deteksi dini gangguan jantung selama di tanah suci berguna untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian. Sehingga gangguan jantung akan mendapatkan penanganan medis lebih cepat dari tim kesehatan.

Untuk mengantisipasi gejala gangguan jantung, Rendi membagikan cara mudah mengenali adanya gangguan jantung bagi jemaah haji selama berada di tanah suci:

1. Kenali Gejala yang Mungkin Muncul

Gejala tersering yang dialami jemaah adalah adanya nyeri pada dada seperti tertindih dan menjalar, dapat disertai pusing disertai muntah, kepala terasa sakit atau berat.

Jika jamaah haji merasakan atau melihat teman sekamarnya memiliki gejala tersebut, segera hubungi TKHK (Tenaga Kesehatan Haji Kloter).

2. Kendalikan Faktor Risiko

untuk jamaah haji yang memiliki riwayat penyakit seperti hipertensi, diabetes dan kolesterol wajib meminum obat rutin dan kontrol pada TKHK ataupun dokter spesialis di Poli Risti di Sektor.

Hal ini bertujuan agar jamaah yang sedang dalam pengobatan dapat terpantau kondisinya. Diabetes, hipertensi dan kolesterol yang tidak terkontrol dapat memicu munculnya gangguan jantung.

3. Ketahui Kapan Harus Istirahat

Apalagi sebentar lagi adalah puncak ibadah haji yang memerlukan fisik yang prima. Oleh karena itu, Tim Kesehatan mengimbau untuk jamaah mendengarkan tubuhnya apabila tubuhnya sudah memberikan alarm untuk beristirahat.

Tidak memaksakan diri pada ibadah sunnah, dan berfokus pada persiapan Arafah.

Diketahui Pemerintah Arab Saudi telah menetapkan awal Dzulhijjah 1445 H bertepatan dengan 7 Juni 2024. Sehingga pelaksanaan wukuf di Arafah pada 9 Zulhijjah bertepatan dengan 15 Juni 2024. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya