Heboh Muhammadiyah Tarik Dana Triliunan dari BSI, Ada Kaitan Pemilihan Komisaris?
- Antara
VIVA – Kabar mengenai salah satu organisasi islam terbesar di Indonesia, Muhammadiyah yang secara resmi menarik dan mengalihkan dana simpanan serta pembiayaan dari Bank Syariah Indonesia (BSI) sempat membuat tanda tanya besar.
Pengumuman itupun tertuang dalam Memo Muhammadiyah Nomor 320/1.0/A/2024 tentang Konsolidasi Dana yang dikeluarkan pada 30 Mei 2024.
Ketua PP Muhammadiyah Bidang Ekonomi, Bisnis, dan Industri Halal Anwar Abbas pun sudah menjelaskan alasannya, namun masih secara diplomatis.
Alasan pertama disebut Anwar adalah untuk meminimalisir persaingan yang mungkin terjadi di antara bank-bank syariah lain, sehingga keputusan ini diharapkan dapat menciptakan persaingan sehat antar Bank Syariah.
Alasan Kedua adalah mengenai pertimbangan risiko, menurutnya dana Rp 13-15 triliun di BSI akan menimbulkan risiko konsentrasi.
Namun di sisi lain, sebelumnya Muhammadiyah pernah diminta oleh BSI untuk memasukkan beberapa nama dari Muhammadiyah sebagai Dewan Pengawas Syariah (DPS) dan Komisaris BSI.
Lantas Muhammadiyah pun memasukkan nama Jaih Mubarak sebagai calon DPS dan Abdul Mu'ti sebagai calon Komisaris di BSI.
Akan tetapi pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) 17 Mei 2024, Abdul Mu'ti nama yang sudah disodorkan oleh Muhammadiyah tidak diterima sebagai komisaris BSI, justru yang diterima adalah politikus Gerindra Felicitas Talulembang.
Padahal kalaupun Muhammadiyah dapat Komisaris, menjadi hal yang wajar, lantaran dana simpanan di BSI yang mencapai Rp 15 triliun.
Selain itu beberapa petinggi di Muhammadiyah juga menjabat di Bank-bank Syariah lainnya, seperti Abdul Mu'ti yang menjabat sebagai Komisaris Independen di Bukopin Syariah dan Anwar Abbas yang menjabat sebagai Dewan Pengawas Syariah di Bank Mega Syariah.