Menteri AHY: Kalau Sudah Punya Sertifikat, Semua akan Lebih Tenang

Menteri ATR/BPN Agus Harimurti Yudhoyono di Depok
Sumber :
  • VIVA.co.id/Rinna Purnama (Depok)

Depok – Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) berkomitmen memberantas mafia tanah. AHY mendatangi kawasan Kelurahan Cimpaeun, Kecamatan Tapos, Depok untuk mengukur tanah menggunakan alat modern. Dengan alat tersebut menjadi mempermudah serta mempercepat proses pengukuran tanah.

AHY Jadi Doktor Lulusan Terbaik Unair, Titip Pesan untuk Calon Wisudawan

“Jadi kita juga menggunakan alat-alat dan teknologi yang membantu agar pengukuran akurat dan tingkat presisinya harus makin baik,” kata AHY di Depok, Kamis (6/6/2024).

Pengukuran disaksikan juga oleh Direktur Jenderal Survei Pemetaan Pertanahan dan Ruang, Virgo Eresta Jaya sambil  melihat alat-alat pengukuran yang digunakan Kantor Pertanahan Kota Depok. Selain mengukur tanah, alat-alat modern tersebut juga dipajang. Antara lain dua pesawat nir awak dengan tipe Quadcopter dan Fix Wing.

Pernyataan Bisnis Indonesia soal Tindakan Kasar Tim Protokoler Menko AHY Terhadap Jurnalis

Menteri ATR/BPN Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Depok

Photo :
  • VIVA.co.id/Rinna Purnama (Depok)

AHY menyaksikan petugas ukur Kantor Pertanahan Kota Depok melaksanakan pengukuran di lokasi yang ditetapkan menjadi lokasi program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) 2024. Penggunaan alat modern ini diharapkan bisa menyelesaikan target sehingga semakin banyak masyarakat yang bisa menerima sertipikat tanah.

Tinjau Bandara Juanda Jelang Nataru, AHY Soroti soal Antisipasi Delay

“Kalau sudah punya sertipikat, semuanya akan lebih tenang. Semoga sertifikatnya bisa dijaga, agar tidak dimanfaatkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab,” ungkapnya.

Disebutkan, Kementerian ATR/BPN telah berhasil mendaftarkan 113 juta bidang tanah dari total 126 juta bidang tanah yang ada di Indonesia. Ditargetkan, tahun 2024 dapat mewujudkan 120 juta bidang tanah terdaftar.

“Ini memang target yang kita tentukan dalam tahun ini. Tetapi tentu dalam praktik, dalam perjalanannya akan ada pengembangan-pengembangan, bidang-bidang tanah itu bisa terjadi pemecahan,” tukasnya.

Di tempat yang sama, Kepala Kantor BPN Depok, Indra Gunawan mengatakan, alat tersebut digunakan untuk pembuatan foto udara yang bisa menghasilkan foto tegak dan foto tiga dimensi. Selain itu, terdapat beberapa alat ukur lainnya barupa Receiver GNSS (Global Navigation Satellite System), Electronic Total Station, hingga alat ukur konvensional berupa pita ukur.

“Alat tersebut masih digunakan karena menyesuaikan topografi wilayah yang akan diukur,” katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya