Kisah Warga Lampung Alami Listrik Mati 24 Jam, Seperti Zaman Batu hingga Beli Genset

Warga Lampung beli genset gara-gara listrik mata hingga 24 jam
Sumber :
  • Pujiansyah

Lampung – Padamnya listrik di wilayah Lampung sejak Selasa (4/6/2024) malam hingga Rabu (5/6/2024) siang, telah menimbulkan keluhan dari masyarakat karena mengganggu berbagai aktivitas mereka. Salah satu contohnya adalah Warsidi, seorang warga Kecamatan Sribawono, Kabupaten Lampung Timur, yang merasa terganggu oleh padamnya aliran listrik.

Kejar Target Kemandirian Energi Nasional, Pemerintah Pastikan Gandeng Produsen Listrik Swasta

Menurut Warsidi, padamnya aliran listrik selama lebih dari 24 jam tersebut membuat berbagai kegiatan sehari-hari menjadi terhambat. "Listrik mati terlalu lama, dari malam sampai pagi. Air sudah habis, internet mati, bahkan handphone pun mati. Rasanya seperti kembali ke zaman batu. Belum lagi pagi ini belum sempat mandi," keluhnya, Kamis (6/6/2024)

Warga Lampung beli genset gara-gara listrik mata hingga 24 jam

Photo :
  • Pujiansyah
Cara Dapat Diskon Listrik 50% untuk Pelanggan PLN Tanpa Proses Registrasi, Cek Panduan Mudahnya di Sini!

Pendapat serupa juga disampaikan oleh Santi, seorang warga Kota Bandar Lampung. Baginya, padamnya listrik sejak malam hingga pagi telah mengganggu semua aktivitasnya. "Semua mati, handphone tiba-tiba mati, air tidak ada. Sungguh merepotkan ketika listrik padam seperti ini, apalagi berlangsung lama dari malam sampai pagi," ungkapnya kesal.

Dampak dari padamnya listrik yang melanda Bandar Lampung selama dua hari berturut-turut juga dirasakan oleh para penjual genset. Toko-toko genset di berbagai daerah di kota tersebut dilanda oleh lonjakan pembeli yang panik dan khawatir akan berlanjutnya pemadaman listrik.

Sebanyak Ini Jumlah SPKLU yang Disiapkan PLN Untuk Libur Natal dan Tahun Baru

Salah satu contohnya adalah toko genset di Pasar Tengah, Kecamatan Tanjung Karang Pusat, Bandar Lampung, yang mengalami lonjakan pembeli yang signifikan hingga stoknya habis. "Benar sekali, pembeli ramai sejak kemarin. Stok kami habis terjual," ujar Husni, salah satu penjual genset.

Harga genset di pasaran pun mengalami kenaikan. Genset dengan daya 1500 watt yang biasanya dijual seharga Rp 1 juta, kini mencapai Rp 1,1 juta. 

Sementara itu, Umi, seorang ibu rumah tangga asal Tanjung Senang, merasa terpaksa untuk membeli genset sebagai langkah antisipasi jika terjadi pemadaman listrik lagi. "Saya membeli genset karena khawatir listrik akan padam lagi. Kita memerlukan listrik untuk air, peralatan elektronik, dan kebutuhan lainnya di rumah. Jika lampu mati terus-menerus, akan lebih merepotkan tanpa genset," ucapnya.

Pekerja memasang kawat baja sebelum pengujian tower transmisi listrik milik PLN. Foto ilustrasi

Photo :
  • ANTARA FOTO/Saptono

Setelah melakukan upaya pemulihan sistem kelistrikan yang sempat terganggu, PT PLN (Persero) berhasil menormalkan kembali pasokan listrik kepada masyarakat di Provinsi Lampung. Gangguan pada jaringan Saluran Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 275 kV Lubuk Linggau -Lahat, yang terhubung dengan sejumlah wilayah di Sumatera, telah menyebabkan gangguan pada 15 ribu lebih gardu distribusi yang memasok listrik kepada pelanggan.

Pasca gangguan tersebut, PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi (UID) Lampung cepat bertindak untuk memulihkan pasokan listrik dengan menangani 267 penyulang tegangan menengah 20kV yang memasok listrik kepada 15.600 gardu distribusi dan 2,6 juta pelanggan.

Sugeng Widodo, General Manager PT PLN (Persero) UID Lampung, menyatakan bahwa kesuksesan dalam menormalkan sistem kelistrikan merupakan hasil dari upaya bersama dengan dukungan dari seluruh stakeholder dan masyarakat. Kondisi kelistrikan Lampung telah kembali normal 100% pada Kamis (6/6) dini hari pukul 00.59 WIB.

PLN menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya atas ketidaknyamanan yang dialami oleh masyarakat selama gangguan tersebut dan mengucapkan terima kasih atas dukungan dari seluruh pihak yang telah membantu dalam proses pemulihan. (Pujiansyah/Lampung)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya