Setop Buang Minyak Jelantah, Di Serpong Ada Alat Pengolahan agar Bisa Menjadi Energi Baru

Minyak Jelantah Dapat Di Jadikan Lilin Aromaterapi
Sumber :
  • vstory

JAKARTA Minyak jelantah, atau minyak goreng bekas, sering kali dibuang begitu saja setelah digunakan berulang kali. Kebiasaan ini memiliki beberapa implikasi negatif baik dari sisi lingkungan maupun kesehatan. Seperti berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai kebiasaan membuang minyak jelantah dan dampaknya:

Daftar Harga Pangan 25 November 2024: Bawang hingga Telur Ayam Naik

1. Dampak Lingkungan

  • Pencemaran Air: Minyak jelantah yang dibuang ke saluran air atau sungai dapat mencemari sumber air. Minyak ini sulit terurai dan dapat membentuk lapisan di permukaan air yang menghambat oksigen masuk ke dalam air,  mengancam kehidupan akuatik.
  • Pencemaran Tanah: Minyak yang dibuang sembarangan ke tanah dapat merusak struktur tanah dan mengurangi kesuburan tanah. Minyak ini juga dapat meresap dan mencemari air tanah.
  • Penyumbatan Saluran Pembuangan: Minyak yang dibuang ke wastafel atau toilet dapat mengendap di pipa dan menyebabkan penyumbatan, yang pada akhirnya memerlukan perbaikan yang mahal.
Retno Marsudi Diangkat Jadi Direktur Perusahaan Singapura Gurin Energy

2. Dampak Kesehatan

  • Pemakaian Ulang yang Berlebihan: Minyak goreng yang digunakan berulang kali bisa mengalami oksidasi dan pembentukan senyawa berbahaya seperti aldehida dan akrolein, yang dapat berpotensi menyebabkan kanker.
  • Makanan yang Tidak Sehat: Makanan yang digoreng dengan minyak jelantah dapat mengandung senyawa-senyawa berbahaya tersebut, yang jika dikonsumsi secara terus-menerus dapat membahayakan kesehatan.
Ecoverse Menerapkan Energi Terbarukan

3. Kebiasaan dan Alternatif Pengelolaan

  • Penggunaan Ulang Terbatas: Sebaiknya batasi penggunaan minyak goreng hingga dua atau tiga kali, tergantung pada jenis makanan yang digoreng dan suhu penggorengan.
  • Pengumpulan dan Pemanfaatan Ulang: Minyak jelantah dapat dikumpulkan dan didaur ulang menjadi biodiesel, sabun, atau produk lainnya. Ada beberapa inisiatif dan perusahaan yang menerima minyak jelantah untuk didaur ulang.
  • Pembuangan yang Tepat: Jika tidak ada opsi daur ulang, minyak jelantah sebaiknya dikumpulkan dalam wadah tertutup dan dibuang ke tempat sampah, bukan ke saluran air atau tanah.

4. Edukasi dan Kesadaran

  • Kampanye Kesadaran: Diperlukan kampanye untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai dampak negatif dari pembuangan minyak jelantah sembarangan dan pentingnya pengelolaan yang tepat.
  • Kerjasama dengan Industri: Kerjasama antara pemerintah, industri, dan masyarakat dapat membantu dalam menyediakan solusi dan fasilitas pengumpulan minyak jelantah.

Dengan meningkatnya kesadaran dan perubahan kebiasaan dalam pengelolaan minyak jelantah, kita dapat mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan serta memanfaatkan minyak bekas tersebut untuk hal-hal yang lebih bermanfaat.

Selain dengan meningkatkan kesadaran dan melakukan sebuah perubahan, mulai saat ini setop untuk buang minyak jelantah Anda di rumah. Pasalnya, melalui Paramount Land melalui Paramount Estate Management (PEM) yang berkolaborasi dengan noovoleum, perusahaan yang berfokus pada solusi berkelanjutan dalam pengolahan used cooking oil (minyak jelantah) menjadi energi terbarukan

Peresmian.

Photo :
  • Istimewa

Melalui kemitraan strategis ini, Paramount Land dan noovoleum menghadirkan UCOllect Box, mesin pengumpulan minyak jelantah, di 15 titik area Paramount Gading Serpong termasuk klaster hunian dan area komersial, seperti Aniva Junction, Pasar Modern Paramount, Seafood Market Paramount, dan lainnya.

Saat ini masih banyak orang yang belum memiliki kesadaran akan bahaya membuang minyak jelantah sembarangan.  Umumnya, minyak jelantah dibuang ke saluran dekat rumah, tempat sampah, atau ke tanah.

Padahal minyak yang terserap ke dalam tanah dapat menggumpal dan menutup pori-pori tanah sehingga tekstur tanah akan keras dan ketika musim penghujan datang, tanah tidak bisa menyerap air dengan baik. 

Peduli pada Lingkungan

Untuk mengajak masyarakat peduli dan berperilaku positif dalam menjaga kelestarian lingkungan sekitar, Paramount Land melalui Paramount Estate Management (PEM) selaku pengelola kawasan hunian di Gading Serpong dan noovoleum menyelenggarakan acara seremoni launching Teknologi Pengolahan Used Cooking Oil (minyak jelantah) pada hari Kamis, 30 Mei 2024 di Seafood Market Paramount Gading Serpong. 

Acara ini turut mengundang perwakilan dari Dinas Lingkungan Hidup & Kebersihan Kabupaten Tangerang, Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, dan Kecamatan Kelapa Dua.

Oktavianus Ekowibowo, Direktur Paramount Estate Management, mengatakan, “Sejalan dengan komitmen Paramount Land dalam penerapan ESG (Environmental, Social, Governance), Paramount Land bersama noovoleum menghadirkan teknologi pengolahan minyak jelantah pertama di Gading Serpong.

Harapan kami, masalah saluran air yang terhambat oleh minyak limbah rumah tangga dapat diatasi secara aman dan efisien, serta berubah menjadi sesuatu yang bermanfaat khususnya bagi warga klaster dan ruko Paramount Gading Serpong. Solusi inovatif ini diharapkan dapat membawa perubahan positif dan langkah proaktif menuju keberlanjutan yang menjadikan Kota Gading Serpong lebih lestari dan nyaman bagi semua orang.”

Chitra Ananda, Head of Business Development noovoleum, menambahkan, “Kami sangat antusias berkolaborasi dengan Paramount Land dalam mengatasi tantangan lingkungan terkait pembuangan minyak jelantah. Setelah pertama kali hadir di Kota Bandung, noovoleum kini hadir untuk pertama kalinya di Jabodetabek, tepatnya di Kota Gading Serpong. Melihat tingkat okupansi hunian dan komersial yang sangat tinggi di Gading Serpong, kami berharap gerakan ini dapat menjangkau masyarakat luas dan membawa perubahan positif terutama dalam pengolahan limbah dan penyelamatan lingkungan.”

Untuk berpartisipasi dalam gerakan ini, masyarakat dapat mengunduh aplikasi UCOllect by noovoleum di Google Playstore dan Apple App Store untuk menemukan titik-titik mesin UCOllect Box terdekat lalu mendaftarkan diri.

Pemilik akun akan nantinya bisa mendapatkan barcode yang dapat di-scan pada UCOllect Box untuk membuka tempat penampungan minyak jelantah. Selanjutnya, masyarakat dapat membawa langsung minyak jelantah yang telah dikumpulkan ke mesin-mesin UCOllect Box dan mengikuti instruksi penyetoran minyak jelantah.

Setiap liter minyak jelantah yang disetorkan dapat ditukarkan menjadi uang atau didonasikan. Melalui aplikasi ini, pengguna dapat memantau riwayat penyetoran dan saldo pendapatan, serta menemukan beragam tips tentang daur ulang minyak jelantah.

Program kolaborasi ini sejalan dengan komitmen Paramount Land dalam mengadopsi inisiatif berkelanjutan sebagai bentuk tanggung jawab terhadap lingkungan dan masyarakat.  Sejak tahun 2014, Paramount Land telah menghadirkan beragam program Corporate Social Responsibility (CSR) yang berfokus pada tiga pilar utama, yaitu Pendidikan, Kesehatan dan Lingkungan. 

Komitmen ini mendapatkan pengakuan publik melalui penghargaan ESG Awards 2024 kategori ‘ESG Recognized Commitment’ oleh B-Universe Media Holdings melalui Investor Daily Indonesia, di mana hal ini semakin memotivasi perusahaan untuk membawa perubahan positif dalam segala aspek lingkungan dan masyarakat, terutama di wilayah kerja Paramount Land.

Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) Hanif Faisol Nurofik dalam kunjungan kerjanya ke Taman Hutan Raya (Tahura) Sultan Syarif Hasyim Provinsi Riau, Minggu, 24 November 2024.

Menteri Lingkungan Perintahkan Pemulihan Tanah Terkontaminasi Minyak Chevron di Siak Dipercepat

Menteri Lingkungan Hidup meminta percepatan pemulihan tanah terkontaminasi minyak PT Chevron di Siak, Riau, dapat diselesaikan dalam waktu dua tahun dari saat ini.

img_title
VIVA.co.id
26 November 2024