Pengakuan Sahroni Soal Aliran Uang Rp800 Juta dari Kementan ke Partai Nasdem

Ahmad Sahroni Menjadi Saksi di Sidang Syahrul Yasin Limpo (SYL)
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

Jakarta – Bendahara Umum Partai Nasdem, Ahmad Sahroni mengaku tidak mengetahui adanya aliran dana yang masuk dari Kementerian Pertanian RI ke Partai Nasdem. Uang yang mengalir ke Partai Nasdem itu sebanyak Rp800 juta.

Komjen Setyo Budiyanto Terpilih jadi Ketua KPK, Yudi Purnomo: Ada Tugas Berat Memulihkan Kepercayaan Publik

Hal itu terungkap lewat keterangan Sahroni ketika menjadi salah satu saksi dalam persidangan kasus pemerasan dan penerimaan gratifikasi di Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat pada Rabu, 5 Juni 2024. Adapun, terdakwa dalam kasus tersebut yakni Syahrul Yasin Limpo alias SYL, Kasdi Subagyono dan Muhammad Hatta.

Diduga, uang rasuah Syahrul Yasin Limpo alias SYL itu mengalir ke Partai Nasdem untuk acara pendaftaran bakal calon anggota legislatif (bacaleg) ke Komisi Pemilihan Umum (KPU). Ternyata, SYL merupakan ketua panitia dalam acara tersebut.

DPR Telah Pilih Lima Dewas KPK Periode 2024-2029, Tumpak Hatorangan: Mudah-mudahan Lebih Baik

“Anggaran siapa yang menyiapkan anggaran itu?," tanya Hakim Ketua Rianto Adam Pontoh di ruang sidang Pengadilan Tipikor pada Rabu, 5 Juni 2024.

Ahmad Sahroni Menjadi Saksi di Sidang Syahrul Yasin Limpo (SYL)

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa
Jadi Ketua KPK, Komjen Setyo Budiyanto Bakal Segera Lakukan Ini

“Sebenarnya begini Yang Mulia, kalau proses di kepartaian biasanya di level bawah itu memberikan laporan di atasnya. Setelahnya, biasanya kalau ada ketua panitia, nanti ada staf yang sudah dibentuk itu melaporkan kepada ketua panitia. Tidak selalu harus melalui Bendahara Umum,” jelas Sahroni.

Sahroni menjelaskan bahwa dana untuk acara pendaftaran bakal calon anggota legislatif itu tidak diurus oleh Bendahara Umum Partai Nasdem. Kendati, uang tersebut justru hanya diolah di dalam kepanitiaan acara yang dipimpin langsung oleh SYL.

“Apakah dibicarakan di internal atau di Partai Nasdem, bahwa anggaran ini untuk daftar pencalonan itu sekian miliar atau sekian ratus juta? Ada enggak?” tanya Rianto.

“Di level itu, tidak, Yang Mulia, karena sudah punya kepengurusan, kepanitiaan, maka di kepengurusan itu yang bahas, Yang Mulia,” tutur Sahroni.

Sebelumnya, mantan Staf Khusus Syahrul Yasin Limpo alias SYL, Joice Triatman menyebut Sekertaris Jenderal DPP Nasdem Hermawi Taslim mengetahui dugaan aliran dana dari Kementerian Pertanian (Kementan) senilai Rp850 juta. Uang tersebut diduga digunakan Nasdem untuk bakal calon legislatif atau bacaleg.

Joice mengungkap hal itu saat menjadi salah satu saksi dalam kasus pemerasan hingga penerimaan gratifikasi di lingkungan Kementerian Pertanian RI. Adapun, sidang tersebut digelar pada Senin, 27 Mei 2024, dengan terdakwa Syahrul Yasin Limpo, Kasdi Subagyono dan Muhammad Hatta.

Joice awalnya menjelaskan ada permintaan koordinasi dengan Kasdi Subagyono soal pengadaan uang. Permintaan tersebut oleh SYL.

"Saya mendapatkan perintah dari Pak Menteri untuk berkoordinasi dengan Pak Sekjen, Pak Kasdi untuk perkara pendanaan sebuah acara di Partai Nasdem dalam rangka penyerahan formulir Bacaleg DPR RI ke Gedung KPU," kata Joice di ruang sidang Pengadilan Tipikor pada Senin, 27 Mei 2024.

"Acara di mana?," tanya hakim.

"Di Gedung Partai Nasdem tahun lalu Yang Mulia, tahun 2023," jawab Joice.

"Pencalegan? Sudah mau dekat pemilu?," tanya hakim.

"Betul, Yang Mulia," jawab Joice yang merupakan Wakil Bendahara Umum DPP Nasdem tersebut.

Joice mengatakan saat itu anggaran yang diminta panitia acara yakni Rp1 miliar. Namun, eks Sekjen Kementerian Pertanian RI Kasdi Subagyono tak menyanggupi permintaan tersebut.

Kasdi hanya bisa menyanggupi permintaan dari Joice sebanyak Rp850 juta.

"Kasdi keberatan kemudian apa?," tanya hakim.

"Sampai disepakati Rp850 juta," jawab Joice.

"Tawar-menawar ya?," tanya hakim.

Joice pun menjawab bahwa tak ada tawar-menawar, karena yang diketahuinya hanya satu kali.

"Tidak, hanya satu kali," timpal Joice menjawab hakim.

"Akhirnya dari Rp1 miliar turun menjadi?," tanya hakim.

"Rp850 juta," jawab Joice.

Joice mengatakan uang Rp850 juta itu cair dua pekan setelah adanya persetujuan Rencana Anggaran dan Belanja (RAB). Namun, ia mengaku tak tahu sumber uang dari Kementerian Pertanian terkait pendanaan tersebut.

"Setelah disetujui, uang itu langsung diserahkan?," tanya hakim.

"Ada proses Yang Mulia. Arahan Pak Kasdi saat itu adalah meminta saya dan Sespri berkoordinasi dengan Sespri beliau sampai menunggu dana itu cair," jawab Joice.

"Berapa hari terkumpul itu?," tanya hakim.

"Saya enggak ingat pasti, kurang lebih dua Minggu sejak RAB itu disetujui," jawab Joice.

"Apakah saudara mengetahui uang Rp 850 juta itu sumbernya dari mana?," tanya hakim.

Joice menuturkan tak paham sumber uang tersebut. Namun, ia hanya tahu yang dari Kementerian Pertanian.

"Tidak tahu, yang jelas dari Kementerian Pertanian," jawab Joice.

Pun, Joice menyebut petinggi Partai Nasdem mengetahui uang tersebut berasal dari Kementerian Pertanian RI. Menurut dia, yang mengetahui adalah Sekretaris Jenderal DPP Nasdem Hermawi Taslim.

"Saudara memberitahu Bendahara Umum kalau ini ada bantuan dari Menteri untuk kegiatan ini?," tanya hakim.

"Tidak, Yang Mulia," jawab Joice.

"Apakah Pengurus Partai Nasdem mengetahui adanya uang ini?," tanya hakim.

"Iya Yang Mulia, mengetahui," jawab Joice.

"Siapa? Bendahara?," tanya hakim.

"Bendahara tidak mengetahui," tanya hakim.

"Tadi saudara bilang pengurus, pengurusnya siapa?," tanya hakim.

"Jadi yang mengetahui waktu itu Pak Sekjen, Pak Hermawi Taslim mengetahui," jawab Joice.

"Itu dari uang Kementerian?," tanya hakim.

"Iya," jawab Joice.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya