Balita dan Anak Turut Jadi Korban Keracunan Massal di Bogor
- VIVA.co.id/Muhammad AR (Bogor)
Bogor – Dinas Kesehatan Kota Bogor, masih terus menginvestigasi peristiwa keracunan massal yang diduga menyebabkan satu warga kampung di Kelurahan Cipaku, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, meninggal dunia. Selain orang dewasa makanan juga dikonsumsi balita dan anak-anak.
Pendataan sementara jumlah sebanyak 71 orang, rentan usia beragam. Yakni Usia 1-4 tahun berjumlah 2 jiwa, 5-9 tahun berjumlah 3 jiwa, dan usia 10-14 tahun berjumlah 5 jiwa. 15-19 tahun berjumlah 8 jiwa. 20-44 tahun berjumlah 31 jiwa. 45-54 tahun berjumlah 4 jiwa. 55-69 tahun berjumlah 13 jiwa.
"Yang meninggal 29 tahun laki-laki mungkin punya penyakit penyerta. Penyebab kematiannya kita sedang kordinasi ya," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Sri Nowo Retno.
Pasien yang mengalami gejala yang sama. 4 orang dirawat di Puskesmas, 8 orang di rujuk di antaranya 3 orang di RS Juliana, 4 orang RS Melania, dan satu orang di RS Ummi.
"Kondisi yang di RS Juliana pasien sempat berobat di Puskemas Cipaku, kemudian di rujuk, dan satu pasien meninggal. Kami sedang berkorsinasi dengan rumah sakit untuk penyebab kematianya," kata Retno.
Dari hasil infromasi sementara, penyelidikan kepolisian dan dinas kesehatan, peristiwa ini berawal dari acara haul yang berlangsung pada hari Sabtu 1 Juni 2024 di mana makanan dibuat sehari sebelumnya yakni Jumat 31 Mei 2024.
"Acaranyanya di malam Minggu (Sabtu malam) karena makanannya diproduksi satu hari sebelumnya ini akan kita investigasi kronologisnya. Jadi kami Minggu belum dapat laporan. Dan mendapatkan peningkatan kasus itu hari Senin, kenapa banyak hampir 50 warga, rupanya hasil analisis wawancara mempunyai riwayat yang sama makan diacara haul," terang Retno.
Retno mengatakan, sebagian warga ada yang memakan makanan acara haul tersebut. Namun tidak semua mengalami sakit.
"Ada yang makan tapi tidak sakit, sama-sama makan seperti itu tetapi tidak ada gejala, total yang makan kita masih konfirmasi kordinasi sama yang di wilayah, yang makan di acara haul itu," jelasnya.
Untuk jenis makanannya, kata Retno, Dinkes masih melakukan investigasi dari hasil pemeriksaan lab dari sample makanan atau  muntahannya.
"Sehingga kita tahu penyebab keracunannya, tapi ini dugaannya punya riwayat yang sama, kemudian lokasi dan kejadian yang sama," katanya.Â