Siti Nurbaya dan Sri Mulyani Ajak Menteri Norwegia ke Taman Nasional Gunung Leuser, Ini yang Dibahas
- Dokumentasi KLHK.
Jakarta – Indonesia-Norwegia memperkuat kerja sama dalam upaya konservasi dan pengurangan emisi gas rumah kaca. Komitmen tersebut ditegaskan oleh pejabat kedua negara di Taman Nasional Gunung Leuser kemarin.
Dalam kesempatan tersebut Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) RI, Siti Nurbaya, bersama Menteri Keuangan (Menkeu) RI, Sri Mulyani, dan Menteri Iklim dan Lingkungan Norwegia, Andreas Bjelland Eriksen, membahas kerja sama itu dalam sambil menikmati keindahan di Taman Nasional Gunung Leuser.
Menteri LHK Siti Nurbaya pun memperlihatkan keindahan Bukit Lawang, yang merupakan bagian dari Taman Nasional Gunung Leuser, kepada Menteri Sri Mulyani dan Menteri Eriksen. Ketiganya berkesempatan melihat langsung orangutan Sumatera (Pongo abelii), salah satu satwa yang paling terkenal di kawasan ini.
Kunjungan ini juga menunjukkan komitmen Indonesia dalam penurunan deforestasi dan mendukung pencapaian Indonesia's FOLU Net Sink 2030 untuk pengurangan emisi gas rumah kaca di sektor kehutanan. Kerja sama Indonesia dan Norwegia dalam pendanaan berbasis kontribusi untuk pengurangan emisi dari deforestasi dan degradasi hutan (REDD+) menjadi salah satu bukti nyata dari upaya ini.
“Dari kerja sama RI Norway melalui program FoLU Net Sink 2030 akan terus ditingkatkan sarana prasarana konservasi di Taman Nasional yang di Sumatera dan Kalimantan karena menyangkut spesies flagship dunia,” ungkap Menteri Siti dikutip dari keterangannya, Minggu, 2 Juni 2024.
Dia menjabarkan, Orangutan Sumatera adalah salah satu satwa yang dilindungi di Indonesia dan menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada 2016. Diperkirakan terdapat 71.820 individu orangutan di Pulau Sumatera dan Kalimantan secara keseluruhan, termasuk di Sabah dan Sarawak, pada habitat seluas 17.460.000 hektare.
Menteri Siti menambahkan bahwa kerja sama ini tentu saja juga untuk kegiatan konservasi selain di Sumatera dan Kalimantan. Karena ada lebih kurang ada 54 lokasi Taman Nasional yang memiliki ke khas-an masing-masing.
“Prinsip bahwa Pemerintah sedang intens untuk upaya memperkuat proteksi dan konservasi hutan yang sudah diperhitungkan balance dengan kebutuhan untuk membangun kesejahteraan,”imbuhnya.
Usai dari Bukit Lawang, Kabupaten Langkat, Menteri Siti dan Menteri Eriksen melanjutkan kunjungan kerja ke lokasi Pemulihan Ekosistem dengan pola Kemitraan Konservasi di Suaka Margasatwa Karang Gading dan Langkat Timur Laut (SM KGLT).
Di lokasi ini, rombongan meninjau lokasi pembibitan mangrove serta melakukan penanaman Mangrove dan pelepasliaran Satwa Liar Yang Dilindungi UU yaitu Tutong Laut.
“Mereka menyaksikan sendiri kerja-kerja lapangan dan menurut mereka ini merupakan kerja mitigasi iklim yang nyata terutama untuk mangrove hingga akan mencapai 6.000 ha rehabilitasi mangrove. Dan penting sekali bahwa itu dikerjakan bersama masyarakat dalam kemitraan konservasi,” terang Menteri Siti.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan terus berkomitmen dalam menjaga kelestarian satwa liar dan lingkungan hidup demi masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.