Driver Ojol hingga Sopir Taksi Diduga Bantu Buronan Nomor 1 Thailand Selama di Indonesia
- VIVA.co.id/Foe Peace Simbolon
Jakarta – Kepala Badan Reserse Kriminal Polri, Komisaris Jenderal Polisi Wahyu Widada mengatakan ada delapan Warga Negara Indonesia (WNI) yang diduga membantu buronan nomor 1 Thailand bernama Chaowalit Thongduang alias Sia Paeng Nanod ketika di Tanah Air. 8 WNI itu membantu mengurus perubahan identitas Sia Peng Nanod.
"Total ada 8 WNI yang memiliki keterkaitan dengan pelarian dan pemalsuan indentitas serta bagaimana buronan bertahan hidup," ujar dia, Minggu, 2 Juni 2024.
Dirinya mengungkap, delapan orang tersebut ada yang berporfesi driver ojek online, sopir taksi, agen pengiriman uang, lalu pemilik jasa sewa kapal. "Dan teman buronan selama dalam pelarian di Indonesia," ujarnya.
Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Sumatera Utara, Komisaris Besar Polisi Sumaryono menambahkan, sejauh ini pihaknya telah memeriksa 17 orang saksi yang diduga ada keterkaitannya dengan Chaowalit selama di Indonesia. Dia mengaku akan segera menentukan nasib mereka.
"Bahwa tim gabungan besar ini telah melakukan pemeriksan terhadap ada sekitar 17 orang yang kami periksa. Tetapi, yang sudah kami dalami, ada dua orang terutama kami melakukan penekanan pada pembuatan KTP palsu. Kedua adalah pembuatan rekening atas nama Sulaiman. Ini yang kami dalami saat ini masih berposes dan akan kami tentukan, proses penegakan hukum secara profesional," ucap Sumaryono.
Sebelumnya diberitakan, seorang buronan nomor 1 Thailand bernama Chaowalit Thongduang alias Sia Paeng Nanod dicokok Divisi Hubungan Internasional (Divhubinter) Polri. Hal itu diungkap Kepala Divisi Hubungan Internasional Polri, Inspektur Jenderal Polisi Krishna Murti.
"Ya, benar, WN Thailand atas nama Chaowalit Thongduang buronan nomor satu dari Thailand, berhasil ditangkap," kata dia, Jumat, 31 Mei 2024.
Mantan Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya itu mengatakan, dari informasi yang diterima, Chaowalit dicokok di kawasan Badung, Bali, kemarin. Kata Krishna, yang bersangkutan pura-pura bisu saat ditangkap Korps Bhayangkara.
"Iya (pura-pura bisu saat ditangkap)" kata dia.