Teologi Lingkungan Dikampanyekan Penyuluh Agama Dengan Cara Aksi Tanam Sejuta Pohon

Gerakan Tanam Sejuta Pohon oleh IPARI
Sumber :
  • Istimewa

Jakarta – Teologi lingkungan, dengan gerakan aksi tanam sejuta pohon dalam rangka merawat bumi, digalakkan. Kementerian Agama, Kemenag, mendukung gerakan yang memadukan aksi merawat bumi dengan moderasi tersebut.

Indonesia dan Tantangan Emisi Karbon, Mengapa Kita Harus Peduli?

Gerakan ini digelar Ikatan Penyuluh Agama Republik Indonesia (IPARI), dalam rangkanharil lahir atau harlah pertama. Mereka melakukan gerakan tanam sejuta pohon, zero plastic, serta literasi teologi lingkungan oleh Penyuluh Agama se-Indonesia. Tema yang diangkat ‘Rawat Bumi, Perkuat Moderasi’ ini berpusat di Hutan Mangrove, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Barat.

Direktur Penerangan Agama Islam, Kemenag, Ahmad Zayadi mengatakan, tema besar yang diambil tersebut mengisyaratkan pada 3 hal. Yakni gerakan edukasi bahwa menanam pohon merupakan salah satu aktivitas penting untuk menjaga lingkungan. 

Dinas Pertamanan Temukan Penebangan Pohon di Menteng Diduga Tanpa Izin

“Tanam sejuta pohon secara serentak se-Indonesia ini adalah bentuk aksi nyata menjaga dan merawat bumi, bahkan mungkin lebih dari satu juta pohon yang ditanam oleh Penyuluh se-Indonesia,” papar Zayadi saat memberikan sambutan, dikutip Jumat 31 Mei 2024.

Kedua, lanjut Zayadi, kampanye zero plastic dan teologi lingkungan merupakan korelasi dalam mengaitkan agama dan konsep ekologis. 

Ribuan Orang di Sumbar Daftar Jadi Calon Petugas Haji 2025

“Ada fungsi keindahan dan juga fungsi kelestarian lingkungan,” kata Zayadi.

Ketiga, pesan Zayadi untuk IPARI sebagai mitra strategis Kementerian Agama, adalah menjadi organisasi yang profesional, memberi edukasi dan literasi kepada seluruh masyarakat Indonesia.

Seluruh pengurus mengenalkan IPARI sebagai organisasi yang bisa sejajar dengan organisasi profesi lainnya, seperti PGRI, IDI, IDAI, dan lainnya.

“Kami optimis IPARI bisa memaksimalkan dan membuat legacy (kebijakan) sebanyak mungkin, terutama yang berkaitan dengan peningkatan kapasitas kelembagaan IPARI, serta melampaui dalam edukasi kepada masyarakat,” jelasnya.

Sekretaris Umum IPARI, Elvi Anita Afandi menjelaskan bahwa organisasi ini berdiri pada 26 Mei 2023. Selain fokus sosial agama, juga juga pembangunan lingkungan sekitar sebagai bagian ekosistem manusia.

“Penyuluh Agama ini punya tugas yang unik, tidak hanya bimbingan penyuluhan agama dan pembangunan. Karena ada kata pembangunan maka maknanya sangat luas, seperti stunting hingga soal lingkungan prespektif agama,” paparnya.

Gerakan Tanam Sejuta Pohon

Diawali dengan melakukan edukasi penyuluhan kepada masyarakat tentang filosofi pentingnya penanaman pohon melalui tatap muka atau media digital/sosial. Dilanjutkan dengan Gerakan Tanam Sejuta Pohon oleh anggota IPARI di seluruh Indonesia, dengan target setidaknya di setiap Provinsi di Indonesia dilaksanakan gerakan menanam pohon. Penanaman bisa dilaksanakan di sekitar Kantor Kementerian Agama kabupaten/ kota/ wilayah, KUA kecamatan, madrasah, rumah ibadah, makam dan lahan produktif atau sesuai kondisi masing masing wilayah sasaran.

Gerakan Zero Plastic

Sebagai bagian dari komitmen untuk mengurangi limbah plastik, IPARI juga meluncurkan kampanye Zero Plastic. Kampanye ini mengajak seluruh anggota organisasi dan masyarakat untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dan menggantinya dengan bahan yang lebih ramah lingkungan, dilanjutkan dengan aksi pungut sampah dan membuang pada tempatnya.

Literasi Teologi Lingkungan

Selain aksi nyata di lapangan, IPARI juga mengadakan kegiatan literasi teologi lingkungan. Kegiatan bisa dalam bentuk seminar, workshop, Focus Group Discussion dan sejenisnya dengan tema: Teologi Lingkungan Perspektif Agama-agama di Indonesia. Program ini bertujuan memberi pemahaman bagaimana agama memandang pelestarian lingkungan secara mendalam. Pemahaman yang kuat mengenai teologi lingkungan dapat mendorong tindakan nyata dalam menjaga alam. Literasi ini juga menjadi sarana untuk menumbuhkan kepedulian dan rasa tanggung jawab terhadap ciptaan Tuhan.

Serangkaian kegiatan ini akan dimulai pada tanggal 23 Mei 2024 dan berlangsung hingga 31 Mei 2024 sesuai situasi kondisi wilayah masing-masing. Seluruh anggota dan masyarakat diundang untuk turut serta dan berkontribusi dalam menjaga kelestarian lingkungan dengan penuh tanggung jawab.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya