Bingung Hitung Iuran Tapera, Soleh Solihun Tanya Netizen

Soleh Solihun.
Sumber :
  • Instagram @solehsolihun

Jakarta – Iuran Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) ternyata membuat bingung banyak kalangan masyarakat Indonesia. Kali ini giliran komika ternama, Soleh Solihun, yang pusing memikirkan hitungan yang diberlakukan pada iuran Tapera itu.

Cekcok soal Lahan, Pria di Depok Tembak Kaki Pekerja Proyek pakai Airsoft Gun

Sembari bertanya kepada netizen, Soleh mencoba mengkalkulasi sendiri lewat pemahamannya. Menurutnya, masyarakat baru bisa mendapatkan rumah setelah 100 tahun menabung dengan catatan gaji Rp10 juta dan potongan tiga persen.

Soleh Solihun

Photo :
  • VIVAnews/Fernando Randy
Terus Perluas akses KPR bagi MBR, Bank Mandiri Jadi Penyalur FLPP dengan Tingkat Keterhunian Terbaik

Artinya, setiap bulannya pekerja akan menabung Rp300 per bulan untuk mendapatkan rumah. Jika ditotal, maka dalam setahun baru akan terkumpul uang sebanyak Rp3,6 juta. 100 tahun kemudian hasilnya baru bisa dipetik.

“Kalau gaji 10 juta per bulan dipotong Tapera 3% = 300 ribu/bulan, 1 tahun = 3,6 juta. 100 tahun menabung akhirnya bisa deh dapet rumah yang harganya 360 juta. Ngitungnya gitu gak sih?” cuit Soleh di Twitter, @solehsolihun, Selasa 28 Mei 2024.

PPN Naik 12%, Ini 3 Solusi untuk Pekerja Hadapi Dampak Kenaikan PPN

Cuitan Soleh tersebut selain sebagai bentuk pertanyaan juga dinilai sebagai sindiran. Sebab aturan Tapera belakangan ini telah meninggalkan pro-kontra di kalangan masyarakat.

Soleh solihun

Photo :
  • twitter

Tapera sendiri telah tertuang pada PP Nomor 21 tahun 2024. Dikatakan nantinya gaji pekerja yang dipotong sejatinya sebesar 2,5 persen sedangkan 0,5 sisanya dibebankan ke perusahaan.

Banyak yang berpendapat iuran tersebut dianggap berpotensi menciptakan ketidakadilan. Selain itu tidak sedikit juga yang menilai upah kebutuhan pekerja di Indonesia masih belum sepenuhnya mencapai tingkat minimum pendapatan.

Terlepas dari itu, tujuan diberlakukannya Tapera ini sejatinya untuk membantu masyarakat Indonesia mendapatkan rumah. Dana yang berasal dari gaji pekerja disisihkan untuk menyicil harga tempat tinggal di masa mendatang. Meski demikian, sosialisasi mengenai hal tersebut nyatanya masih belum maksimal.

Langkah ini justru menimbulkan banyak pertanyaan miring netizen. Mengingat harga rumah sejatinya selalu naik secara garis besar. Jika nilai tabungan yang disumbangkan pada iuran Tapera tidak selaras, maka peraturan itu dianggap tidak maksimal atau bahkan sia-sia. 

Sejauh ini belum diketahui langkah apa yang akan dilakukan pemerintah setelah melihat berbagai tanggapan negatif dari masyarakat. Menarik untuk menanti kelanjutan kabar tersebut.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya