Bocah Dibakar Teman Sekolah di Padang Pariaman Meninggal Dunia, Keluarga Lapor Polisi
- tvOne/Andi Saputra
Padang Pariaman – Aldelia Rahma, bocah perempuan asal Padang Pariaman yang mengalami gizi buruk setelah dibakar teman sekolah akhirnya meninggal dunia.
Bocah 11 tahun asal Korong Koto Kaciak, Nagari lll Koto Aur Malintang, Padang Pariaman itu menghembuskan nafas terakhirnya di RSUP M Djamil Padang pada Selasa, 21 Mei 2024.
Aldelia meninggal dunia setelah hampir 4 bulan menjalani perawatan karena mengalami luka bakar serius di sekujur tubuh hampir 80 persen. Kondisinya semakin memperihatinkan setelah alami gizi buruk.
Kakak sepupu Aldelia, Madona membenarkan kabar wafatnya Aldelia di RSUP M Djamil, Padang, pada Selasa, 21 Mei 2024. Aldelia meninggal setelah sempat dipulangkan pihak rumah sakit untuk menjalani perawatan rumah, padahal belum pulih.
Selama menjalani perawatan rumah, Aldelia yang berasal dari keluarga tidak mampu itu tidak menerima obat-obatan dan infus pengganti makanan, sehingga Aldelia itu terserang gizi buruk.
Mendengar kasus tersebut, Bupati Padang Pariaman turun tangan dengan membawa Aldelia ke RSUD Padang Pariaman sehingga keadaannya membaik.
Namun, kondisi Aldelia kembali memburuk dan dirujuk ke RSUP M Djamil Padang. Tak lama berselang Aldelia kritis dan meninggal di RSUP M Djamil Padang.
Madona mengaku pihak keluarga sampai hari ini menganggap kematian Aldelia masih menjadi tanda tanya besar. Mulai dari pelaku (teman sekolah), pihak sekolah dan rumah sakit.
Pihak keluarga akan menempuh jalur hukum untuk meminta pertanggungjawaban hukum atas kematian Aldelia Rahma. "Hari pas almarhum wafat kita langsung buat pengaduan ke Polres Pariaman," kata Madona dalam perbincangan di tvOne, Jumat, 24 Mei 2024
Diketahui, Aldelia Rahma, bocah perempuan berusia 11 tahun asal Korong Koto Kaciak, Nagari lll Koto Aur Malintang, Padang Pariaman itu meninggal setelah mengalami luka bakar akibat kelalaian teman sekolahnya yang menyiramkan bensin ke tubuhnya saat bermain di tempat bakaran sampah.
Dibakar Teman
Murniati, ibu kandung Aldelia, mengatakan peristiwa malang yang menimpa Aldelia terjadi pada 23 Februari 2024 lalu. Berawal dari kegiatan anaknya di sekolah saat bermain bersama teman-temannya.
"Berawal saat itu Aldelia Goro di rumah sekolah, mengenakan pakaian olah raga. Lalu Aldelia membakar sampah dengan teman sekolahnya," kata Murniati, Minggu, 6 Mei 2024
Saat membakar sampah, salah satu temannya tiba-tiba menyiramkan bensin ke tubuh Aldelia. "Setelah itu api langsung menyambar tubuh anak saya. Anak saya lari tunggang langgang mencari bantuan, api terus menjalar," ujar ibu korban.
Aldelia lari ke arah WC sekolah dengan niat mencari air untuk memadamkan api lantaran temannya seketika kabur usai melihat Adelia terbakar. "Rupanya WC sekolah terkunci. Lalu anak saya lari ke dalam kelas, baru lah diketahui oleh guru. Guru menyuruh Adelia berguling-guling di tanah agar api padam," kata Murniati.
Ketika api sudah padam, kondisi Aldelia ternyata sudah mengalami luka bakar serius, nyaris disekujur tubuhnya. "Anak saya menjerit kesakitan. Lalu dibawa ke Puskesmas terdekat dan dirujuk ke rumah sakit di Lubuk Basung. Setelah itu dirujuk lagi ke Padang, di RSUP M Djamil Padang," katanya.
Di Padang, Aldelia mendapatkan perawatan kurang dari dua bulan. Pihak rumah sakit menyuruhnya pulang dan diminta pelayanan rawat jalan. "Pihak rumah sakit mengatakan bahwa luka anak saya sudah kering, sudah bisa dibawa pulang namun setelah diperhatikan ternyata masih berat lukanya," ulas Murniati.
Namun nyatanya bekas luka bakar di tubuh Adelia masih berdarah dan basah, apalagi pada bagian belakang. "Ini luka yang masih basah dan seperti infeksi. Ini masih sakit kalau disentuh," beber Murniati sembari memperlihatkan luka itu.
Sekitar dua minggu sudah Aldelia terbaring di rumahnya. Ia makan melalui selang yang dimasukan ke dalam mulut. Makanan harus ditumbuk hingga cair agar bisa ditelan.
"Tidak ada obat dikasih oleh rumah sakit. Kami pun tidak ada biaya bolak balik ke Padang," tuturnya.
Dengan kata lain, Aldelia harus melawan rasa sakit sendiri tanpa bantuan obat penahan nyeri. Malangnya lagi, pasca terbakar Aldelia divonis dokter sebagai pasien gizi buruk. Tubuh dan psikis Aldelia mengalami trauma mendalam dan kesehatannya menurun.
Laporan: Andri Saputra/tvOne Padang