Puluhan Kampung Tenggelam, Kabupaten Mahakam Ulu Tetapkan Status Darurat Banjir
- VIVA.co.id/Jhovanda (Kalimantan Timur)
Kalimantan Timur – Akibat curah hujan yang tinggi, debit Sungai Mahakam, Kalimantan Timur melimpas hingga menyebabkan bencana banjir besar. Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu), bahkan menetapkan status tanggap darurat bencana banjir hingga 29 Mei mendatang. Kebijakan tersebut untuk mempercepat penanganan bencana dan proses evakuasi warga terdampak banjir.
Kepala Pelaksana BPBD Mahulu Agus Darmawan mengatakan limpasan air terjadi sejak Senin 13 Mei 2024, bersumber dari Sungai Long Apari (Kabupaten Mahakam Ulu) dan Sungai Boh (Kabupaten Malinau - Kalimantan Utara). Akibatnya puluhan kampung terendam dan warga dievakuasi ke daerah perbukitan.
“Banjir itu melimpas deras ke permukiman warga, harta benda sudah tidak tertolong lagi. Warga hanya bisa menyelamatkan diri karena tinggi muka air terus meningkat,” katanya pada Jumat 17 Mei 2024.
Kondisi di lapangan, ketinggian air mencapai atap rumah warga. Bahkan satu rumah rakit pelabuhannya hanyut terbawa arus sungai yang deras. BPBD Mahulu juga telah mendirikan posko pengungsian yang dipusatkan di gereja di Kampung Ujoh Bilang, Kecamatan Long Bagun. Namun lokasi itu belum cukup untuk menampung warga yang terdampak.
Sementara itu, hingga Jumat sekira pukul 15.00 Wita, BPBD dibantu TNI dan Polresta Mahulu masih melakukan evakuasi warga. Kapolres Mahakam Ulu, AKBP Anthony Rybok mengatakan seluruh petugas dikerahkan dengan menggunakan perahu karet dan peralatan evakuasi lainnya. Selain barang berharga, proses evakuasi mengutamakan lansia, anak-anak dan orang-orang dengan kebutuhan khusus, ke tempat yang lebih aman.
"Kami telah mengerahkan seluruh kemampuan untuk memastikan bahwa tidak ada warga yang tertinggal. Kami juga bekerja sama dengan instansi terkait untuk segera menyediakan bantuan logistik seperti makanan dan air bersih bagi mereka yang terdampak,” paparnya.
Untuk memonitor perkembangan situasi di lapangan, Kapolres membuka berbagai keluhan terkait kondisi di pengungsian, mulai dari kekurangan pasokan makanan hingga kebutuhan medis. Dia mengajak masyarakat untuk tetap bersabar dan saling membantu. "Di saat seperti ini, kebersamaan dan gotong royong sangat diperlukan. Kami dari pihak kepolisian, TNI dan BPBD akan terus berusaha semaksimal mungkin untuk membantu," katanya.
Salah satu pengungsi, Ibu Siti, mengungkapkan kekhawatirannya tentang kesehatan anak-anak di posko. "Kami berharap ada perhatian lebih terhadap kesehatan anak-anak di sini, karena mereka rentan terhadap penyakit," harapnya.