Fernando WN Australia Gembong Narkoba Buron BNN Licin Sulit Ditangkap Gegera Ini

Ilustrasi diborgol
Sumber :
  • canada.com

Jakarta - Warga Negara Australia bernama Johan Gregor Hass alias Fernando Tremendo yang merupakan buronan Badan Narkotika Nasional (BNN), disebut sangat licin. Fernando punya banyak nama samaran dan kerap mengelabui petugas melalui perubahan ciri fisik.

Pengakuan Pelatih Brisbane Roar Usai Rafael Struick Cetak Gol, Di Timnas Indonesia Dia...

"Karena melacak orang dengan beragam alias itu gak gampang. Mencari seperti ini, kalau punya alias 10 ini kita susah. Nanti, pasti orang bergerak namanya orang penjahat tidak pernah ngaku namanya sendiri ya,” kata Kepala Biro Humas dan Protokol BNN, Brigadir Jenderal Polisi Sulistyo Pudjo Hartono, Jumat, 17 Mei 2024.

Fernando Tremendo menjadikan Indonesia salah satu wilayah pengedaran narkobanya. Hingga kini jaringannya baik di bawah atau di atas dari pelaku masih disasar.

Bursa Asia Fluktuatif saat Investor Fokus ke Data Inflasi Australia

Brigjen Pol Sulistyo Pudjo Hartono

Photo :
  • VIVA/Muhammad AR

Pudjo menyebut pihaknya saat ini masih berkoordinasi baik dengan otoritas di Filipina dan Australia supaya Fernando bisa dibawa ke Tanah Air untuk dilakukan proses hukum.

Double Cabin BYD Berteknologi PHEV Bakal Meluncur, Siap Saingi Ford Ranger

“Jadi beberapa jaringannya sudah kita tangkap tapi kita belum bisa ungkap secara umum. Karena ini masih menyangkut jaringan yang tidak hanya di Indonesia tapi juga di tempat lain seperti negara asal dan tempat ditangkapnya," lanjut Pudjo.

"Diduga juga tadi mungkin di tempat-tempat lain seperti negara asal atau dekat tempat ditangkapnya kita menjaga semua biar aparat penegak hukum yang terkait begitu," kata dia.

Sebelumnya, WNA Australia bernama Johan Gregor Hass alias Fernando Tremendo yang merupakan buronan BNN diketahui sempat tinggal di Gili Trawangan, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Brigjen Pudjo mengatakan kasus yang menjerat Fernando terjadi pada 5 Desember 2023 dengan barang bukti sabu 5 kilogram.

"Jadi, beberapa jaringannya sudah kita tangkap tapi kita belum bisa ungkap secara umum," ujar Kepala Biro Humas dan Protokol BNN, Brigadir Jenderal Polisi Sulistyo Pudjo Hartono, Kamis, 16 Mei 2024.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya