Resep Mbah Hardjo, Calon Jemaah Haji Usia 109 Tahun Asal Jatim Agar Tetap Sehat

Mbah Hardjo Mislan, calon jemaah haji tertua Embarkasi Surabaya asal Kabupaten Ponorogo.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Nur Faishal (Surabaya)

Surabaya – Hardjo Mislan atau Mbah Hardjo menjadi perhatian saat keluar dari bus rombongan calon jemaah haji (CJH) yang membawanya tiba Asrama Haji Sukolilo di Surabaya, Jawa Timur, pada Rabu, 15 Mei 2024. Dipapah petugas, ia kemudian diarahkan untuk duduk di atas kursi roda. Ia kemudian dibawa ke ruang pemeriksaan dan dokumen perjalanan.

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto Bilang Ada Cawe-cawe Kekuasaan di Pilkada Jatim

Mbah Hardjo adalah CJH asal Kabupaten Ponorogo yang tergabung dalam Kelompok Terbang (kloter) 19. Ia berangkat haji bersama anak, menantu, dan besannya. Jadi perhatian karena Mbah Hardjo adalah CJH tertua di Embarkasi Surabaya. lahir pada 2 Juli 1914, ia kini sudah berusia 109 tahun. Ia diketahui sebagai veteran dari kalangan sipil.

Ilustrasi Jemaah Haji

Photo :
  • vstory
Gus Iqdam Doakan Khofifah Kembali Pimpin Jatim: Pantas dan Terbukti

Kendati berusia lebih seabad, tapi Mbah Hardjo tetap terlihat sehat. Ia juga agak lancar berkomunikasi, meski sedikit ada masalah pada pendengarannya. Ketika ditanya apa resep hidup sehat yang ia jalani? Mbah Hardjo mengatakan ia istikamah melaksanakan salat tahajud.

Selain itu, ia juga rutin berolah raga kecil. “Setiap pagi jalan kaki dari rumah sampai depan jalan kemudian balik lagi. Supaya sehat," katanya.

Jokowi Pamitan ke Warga Saat Blusukan ke Pasar Surabaya: Mohon Maaf, Saya Mau Purnatugas

Satu lagi yang membuat Mbah Hardjo tetap sehat sampai sekarang. Yakni tawakkal kepada Allah. Dampaknya ialah selalu berpikir positif sehingga tidak mengganggu mental dan fisiknya. “Kalau Allah SWT sedang memberikan ujian kehidupan yang pahit tidak mengenakkan, ya sudah dijalani saja,” ujarnya.

Mbah Hardjo mengaku baru mendaftar haji pada tahun 2019. Saat itu usianya sudah 104 tahun. Keinginan berhaji sebetulnya sudah terbesit dua tahun sebelumnya, saat ia melaksanakan umrah. Saat itu, ia mengaku bersyukur bisa beribadah langsung sembari menyaksikan Kakbah sebagai kiblatnya umat Islam di dunia.

Sepulang umrah, ia kemudian bertekad untuk kembali lagi ke Tanah Suci untuk melaksanakan haji. Usia tua dan kondisi fisik yang lemah tak membuat keinginannya surut. “Ketika saya sampai di rumah sepulang umrah, saya mantapkan niat untuk mendaftar haji,” tuturnya.

Ia lalu menyampaikan keinginannya itu kepada anaknya. Bersama anaknya, ia mendaftar haji di Kantor Kementerian Agama Ponorogo. Lima tahun mendaftar, ia kemudian dipanggil untuk berhaji tahun ini. Tidak hanya bersama anaknya, tapi juga bersama menantu dan besannya.

Ilustrasi ibadah haji.

Photo :
  • MCH 2023

Sementara itu, anak Mbah Hardjo, Sirmad, menuturkan bahwa ayahnya dulu adalah seorang pejuang dari kalangan sipil. Setelah perang usai, ayahnya bekerja sebagai petani dan pamong desa. “Tetapi sekarang sudah tidak lagi karena sudah sangat sepuh," ungkapnya.

Sirmad mengatakan, kendati sudah berusia lebih dari seabad, Mbah Hardjo masih bisa berjalan sendiri, meskipun menggunakan tongkat. “Tapi juga bisa jalan tanpa tongkat," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya