BMKG Ungkap Penyebab Gempa M 5,2 di Selat Lombok

Kepala BMKG Stasiun Geofisika Mataram, Ardhianto Septhiadi (Satria)
Sumber :
  • VIVA.co.id/Satria Zulfikar (Mataram)

Mataram  – Gempa bumi M 5,2 (sebelumnya ditulis M 5,5) mengguncang Lombok, Nusa Tenggara Barat pukul 16.11 Wita, Selasa, 14 Mei 2024. Gempa berlokasi di 8,46 lintang selatan dan 116,05 bujur timur di Lombok Utara atau tepatnya berada di Selat Lombok pada kedalaman 15 kilometer.

BMKG: Mayoritas Wilayah Indonesia Berpotensi Diguyur Hujan, Waspadai Dampaknya

Kepala BMKG Stasiun Geofisika Mataram, Ardhianto Septhiadi mengatakan gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar naik utara Lombok (Lombok back arc thrusting).

“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault),” katanya.

Tiga Bandara Ini Dalam Pantauan Khusus AirNav Buntut Cuaca Ekstrem saat Nataru

Bangunan warga di Lombok Utara roboh diduga akibat gempa (Satria)

Photo :
  • VIVA.co.id/Satria Zulfikar (Mataram)

Gempa bumi ini berdampak dan dirasakan di Kota Mataram, Lombok Timur, Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Utara, Sumbawa Barat, Sumbawa, Badung, Denpasar, Karangasem, Bangli dengan skala intensitas III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu).

Banjir Bandang Terjang 6 Desa di Sumbawa NTB, Ribuan Rumah Terendam-Pertanian Rusak

Kemudian di daerah Tabanan dengan skala intensitas II MMI (Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).

Dia menjelaskan gempa tersebut tidak berpotensi tsunami. “Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami,” ujarnya.

Hingga saat ini, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock).

BMKG mengimbau  masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Ilustrasi - Seismograf mencatat getaran gempa.

Photo :
  • ANTARA/Shutterstock/pri.

Masyarakat juga diminta agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.

“Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun  tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah,” ujar Ardhianto.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya