Pengacara Panji Gumilang Minta Pemerintah Tinjau Ulang Penilaian Buruk ke Al-Zaytun

Pintu Masuk Ponpes Al-Zaytun
Sumber :

Jakarta – Nama Pondok Pesantren Al-Zaytun banyak menuai sorotan beberapa waktu lalu buntut pernyataan kontroversial Panji Gumilang selaku pimpinan ponpes tersebut. Berbagai macam tudingan kemudian disematkan ke Al-Zaytun, salah satunya adalah Ponpes itu disebut mengajarkan aliran sesat. 

Pengamat Ingatkan Pemerintah Harus Antisipasi Penyebaran Paham Khilafah saat Pilkada

Pengacara Panji Gumilang, Alvin Lim sempat mengunjungi ponpes itu beberapa waktu lalu. Menurut dia, apa yang selama ini dituduhkan dan menjadi penilaian masyarakat luas, ternyata sepenuhnya tidak benar. 

"Al-Zaytun dituduh teroris, menyimpan atau gudang senjata lah. Nggak ada itu, di sini hanya pusat pendidikan," ujar Alvin dalam keterangannya di Jakarta, Minggu, 12 Mei 2024.

Isu Kelompok Rentan Mesti Bisa Dipertimbangkan Cagub dalam Programnya Jika Menang Pilkada

ponpes Al Zaytun

Photo :
  • vstory

Menurut Alvin, selain tempat pendidikan, Al-Zaytun juga merupakan lokasi wirausaha. Ada tempat peternakan ayam, pengolahan daging ayam, Daging sapi, perkebunan pisang Carvendis, dan Padi koshihikari serta ikan Tuna di sana yang menurut Alvin, apa yang dikerjakan di pesantren itu seluruhnya adalah  Kemandirian Pangan dan hal-hal yang sangat baik.

Kunjungi Pesantren Yaspida, Menag Sampaikan Belasungkawa dan Beri Bantuan

"Saya melihat apa yang dilakukan Syekh Panji Gumilang di sini itu swadaya pangan," ujarnya. 

Apalagi, Alvin yang merupakan kuasa hukum Panji Gumilang dalam perkara gugatan praperadilan penetapan tersangka tindak pidana pencucian uang (TPPU) oleh Bareskrim Polri, mengaku disambut baik saat berkunjung ke pesantren oleh para santri. Padahal dirinya beragama Kristen. 

Terlebih, dia diberikan kesempatan untuk menyampaikan sambutan di momen tersebut. Hal itu menunjukkan, bahwa semangat toleransi dalam beragama yang diajarkan Panji Gumilang melalui pesantrennya, benar-benar dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. 

"Bagaimana saya yang berbeda agama, saya Kristen, saya memberikan sambutan tidak antipati nggak ada sedikit pun kebencian dalam hati mereka (para santri). Itu sesuatu hal yang sangat baik ya," tuturnya. 

Dari sejumlah fakta yang ditemui di Al-Zaytun, Alvin meminta penilaian negatif terhadap Al-Zaytun, khususnya dari pemerintah ditinjau kembali. Sebab ternyata pesantren itu tak seburuk yang dibicarakan orang. 

Apalagi, penilaian buruk soal Al-Zaytun juga dilontarkan oleh mantan Menko Polhukam Mahfud MD, yang menurut Alvin ucapannya tak bisa 100 persen dipegang. 

"Mahfud MD itu mencla-mencle. Kemarin dia dukung Jokowi dan dia dijadikan Menko Polhukam, lalu saat Pilpres dia terima petisi 100 yang bertujuan menggulingkan pemerintah Bapak Jokowi dan dia kasih tahu caranya," tutur Alvin. 

"Sedangkan masyarakat korban investasi bodong, Indosurya, Wanaartha nggak pernah dia terima," imbuhnya. 

Sementara, kuasa hukum Panji Gumilang lainnya Hamdani, mengatakan tidak ada hal sesat yang diajarkan di Al-Zaytun. Hanya pendidikan dengan kurikulum yang normal sewajarnya saja yang diajarkan. Masyarakat sekitar Ponpes pun sangat terbantu dengan kehadiran ponpes tersebut. 

"Apa yang diajarkan Al-Zaytun tidak ada yang menyesatkan. Masyarakat sekitar pun bekerja di sini, ada yang petani, dan ada juga di  pembuatan kapal," ujarnya. 

"Pendidikan juga masih berjalan seperti biasanya tidak ada gangguan maupun halangan karena Alzaytun itu mendapatkan Akreditasi A Unggul, semuanya berjalan sesuai on the track," sambung dia.

Penilaian buruk tentang Al-Zaytun, menurut Hamdani terjadi karena si penilai belum mengetahui secara langsung ponpes itu seperti apa dalamnya. Lebih lanjut, ia mengaku sedih dengan kondisi Ponpes saat ini. Selain tidak dibantu oleh  Pemda setempat pihak Al-Zaytun kini banyak dipersulit dalam berbagai aspek. 

"Jalanan masuk di depan Ponpes itu hancur.  Padahal lembaga pendidikan ini salah satu pembayar Pajak Terbesar  loh, kok malah tidak diperhatikan, tidak dibantu malah Izin sengaja di persulit" tuturnya. 

Pondok Pesantren Al-Zaytun Indramayu, Jawa Barat

Photo :
  • Opi Riharjo (Indramayu)

Bahkan, banyak dari upaya perizinan yang dilakukan Al-Zaytun, justru dipersulit pihak terkait. Bukan cuma itu, pajak bangunan kawasan Ponpes malah dinaikkan 1400 persen berkali-kali lipat, yang padahal fungsinya untuk pendidikan.

"Izin-izin dipersulit oleh pemerintah daerah Indramayu. Seperti izin untuk galangan kapal, gedung SMK  pertanian dan Perkapalan," kata dia. 

"Pajak naik 1.478 persen itu, di luar masuk akal. Gedung pendidikan yang seharusnya gratis nihil  Pajaknya kalau dalam istilah perpajakan, ini malah  mau dipajakin dan dikenakan, Padahal lembaga pendidikan," tutupnya.

Lembaga amil zakat bangun ruang kelas

Lembaga Amil Zakat Bangun Ruang Kelas Tahfidz di Luwu Timur, Wujudkan Mimpi Generasi Qur'ani

Kepala Sekolah SMP-SMA Daarul Ilmi Towuti, mengungkapkan rasa syukur atas dimulainya pembangunan ruang kelas tahfidz. 

img_title
VIVA.co.id
21 November 2024