Pernah Diblokir Kominfo Karena Berpotensi Jadi Judi Online, HGI Hapus Fitur Kirim Koin
- Pixabay
Jakarta – Baru-baru ini, Higgs Domino Island (HDI) menjadi sorotan di Indonesia karena dianggap memiliki unsur perjudian.
Fitur "Kirim" dalam HDI telah disalahgunakan oleh sejumlah individu, yang menyebabkan pemblokiran game tersebut. Namun, pengembang HDI telah bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk memastikan bahwa platform ini tetap menjadi lingkungan game yang aman dan sehat.
Keputusan untuk membuka kembali akses ke HDI juga dibuat setelah mematuhi panduan yang ditetapkan oleh Kementerian, termasuk menutup fitur "Kirim" di wilayah Indonesia.
Dalam pernyataan resminya, HGI menegaskan, bahwa platform tersebut bukan merupakan judi online.
"Kami bukanlah platform perjudian online. Game ini merupakan permainan papan atau kartu (board/card game) yang dirancang untuk memberikan hiburan kepada pengguna," kata HGI dalam keterangan resminya, pada Sabtu, 11 Mei 2024.
Selain perubahan nama, HGI juga mengumumkan langkah baru dalam operasinya. Mulai 10 Mei 2024, pengguna dari wilayah Indonesia akan memiliki akses terbatas untuk masuk ke versi HDI Global.
Sebelumnya, HGI mengumumkan pembukaan kembali akses unduhan gamenya di Indonesia mengikuti arahan resmi dari Kementerian Komunikasi dan Informatika.
HGI juga menegaskan bahwa, meskipun fitur "Kirim" telah dinonaktifkan, game ini hanya merupakan hiburan semata.
"Kami ingin menyatakan dengan tegas bahwa, meskipun fitur kirim koin telah ditutup di Higgs Domino Island, pemain masih tetap dapat menikmati permainan ini sebagai bentuk hiburan," ungkap pernyataan resmi mereka.
Sebagai informasi, berdasarkan data dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), sejak awal 2023 hingga saat ini total angka transaksi masyarakat Indonesia dalam judi online sudah mencapai angka Rp200 triliun.
Pada beberapa kasus, mahasiswa yang terjerat pinjaman online juga menggadai aset orang tua demi bermain judi online.
Kepala PPATK Ivan Yustiavandana pada 2023 membeberkan sebanyak 2.761.828 masyarakat, atau sekitar 2,7 juta orang mengikuti permainan judi online sejak 2017-2022.
Mayoritas atau sebanyak 2.190.447 pihak masyarakat (2,1 juta orang) diantaranya melakukan aktivitas pertaruhan dengan nominal kecil (di bawah Rp 100 ribu), merupakan golongan warga berpenghasilan rendah. Dengan profil sebagai pelajar, mahasiswa, buruh, petani, ibu rumah tangga, pegawai swasta, dan lain-lain.
"Total partisipasi pertaruhan masyarakat yang dapat diidentifikasi selama periode 2017-2022 keseluruhan mencapai lebih dari Rp 52 triliun," tulis laporan PPATK.
Oleh sebab itu, edukasi dan kesadaran masyarakat tentang risiko perjudian online serta upaya pencegahan yang dilakukan oleh pengembang game dan pemerintah terkait dapat membantu melindungi pemain, terutama generasi muda, dari jebakan perjudian yang berbahaya.