Menkes Ungkap Alasan Tingkat Stunting Indonesia Baru Turun 0,1 Persen

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, The Interview
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

Jakarta - Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan alasan di balik angka prevalensi stunting di Indonesia yang baru turun 0,1 persen, dari 21,6 persen pada 2022 menjadi 21,5 persen pada 2023.

Polisi Cek Kondisi Anak 9 Tahun Usai Dianiaya dan Dipaksa Minum Miras oleh 4 Pria di Tangerang

Menkes Budi mengungkapkan salah satu penyebabnya belum ditemukan model implementasi yang sesuai dari program-program yang telah dilaksanakan.

"Masalah eksekusi di lapangannya, implementasi di lapangannya, itu belum ketemu model implementasi di lapangan yang pas. Nah itu yang sekarang sedang kita cari model pasnya itu apa," katanya di Jakarta, Rabu, 9 Mei 2024.

PBB: Kematian Anak Palestina akibat Dibunuh Tentara Israel di Tepi Barat Naik Tiga Kali Lipat

Kampanye cegah stunting di Bundaran HI, Jakarta. (Foto ilustrasi)

Photo :
  • VIVA/Aiz Budhi

Demikian pula yang diterapkan di berbagai daerah, Kementerian belum menemukan implementasi yang konsisten dapat menekan prevalensi stunting di daerah tersebut.

KPAI Sebut Anak-anak Rentan Jadi Objek Politik Selama Tahapan Pilkada 2024

"Enggak ada satu daerah yang konsisten di satu provinsi, event di satu kabupaten/kota sedikit sekali yang bisa [konsisten]," ujarnya.

Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat (Dirjen Kesmas) Kemenkes RI Maria Endang Sumiwi menambahkan sedikitnya penurunan prevalensi stunting diakibatkan pula oleh bertambah jumlah anak yang baru stunting.

Pihaknya telah mengevaluasi dari data yang masuk, di mana jumlah anak yang berhasil keluar dari kelompok stunting hanya memiliki sedikit selisih dengan anak yang baru masuk ke dalam kelompok stunting.

Ilustrasi Kemiskinan, Penghuni Pinggiran Rel Kereta Api

Photo :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi

"Jadi, yang keluar 1,2 juta, yang masuk juga sekitar 1,2 juta. Bedanya cuma ratusan ribu, sehingga nanti kita evaluasinya adalah karena yang masuk stunting itu cukup deras," katanya.

Untuk itu, pihaknya tengah melakukan evaluasi. Salah satu upaya yang harus menjadi perhatian adalah anak-anak yang masuk ke dalam kategori waisting, atau dapat dikatakan sebagai "calon stunting" dan melakukan pencegahan dengan menerapkan protokol pencegahan stunting yang ideal.

"Sehingga yang ideal dan itu sebenarnya di protokol kita ada, yaitu membantu ibu hamil, membantu baduta (bayi dua tahun) dan ibu menyusui," ujarnya.

Dengan melakukan hal itu secara persis dan konsisten, pihaknya optimistis implementasi program pencegahan stunting dapat berjalan dengan baik, sehingga angka prevalensi stunting di Indonesia bisa turun. (ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya