Bukan International Moneteri Fund, Sandiaga Ungkap 84 Persen UMKM Andalkan IMF untuk Permodalan
- VIVA.co.id/Muhammad AR (Bogor)
Bogor – Menteri Pariwisata dan Ekonorni Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Sandiaga Salahudin Uno membuka Fintech Financing For Tourism And Creative Economy (FIFTY) 2024, di Bogor, Jawa Barat. Dalam gelaran ini ditargetkan pembiayaan UMKM melalui Fintech dan Crowdfunding senilai hingga Rp 50 Miliar.
FIFTY sendiri merupakan platform Akses Pembiayaan teknologi finansial baik dari P2P Lending maupun Securities atau Eguity Crowdfunding yang telah berizin OJK. Yang, bertujuan untuk membantu para pelaku usaha sektor pariwisata dan ekonomi kreatif agar lebih mudah mendapatkan pembiayaan melalui pelatihan dan pendampingan secara terstruktur dan masif agar usahanya bisa scale up dengan lebih pesat.
Sandiaga menyampaikan bahwa sektor pariwisata dan ekonomi kreatif memiliki kaitan yang sangat erat dengan UMKM. Sebab, 70 persen pelaku wisata dan ekonomi kreatif di Indonesia adalah UMKM, namun permodalan masih menjadi salah satu kendala besar.
"Acara ini yang mempersatukan dan menjembatani permodalan UMKM yang bergerak di Parekraf dengan penyedia layanan fintech. Karena selama ini hanya 16 persen yang terlayani oleh perbankan, sementara 84 persenya masih menggunakan pembiayaan dari IMF (Istri, Mertua dan Family)," ujar Sandi kepada Wartawan, Selasa, 7 Mei 2024.
Dengan melihat tingkat penetrasi internet Indonesia yang menyentuh angka 79,5 persen, hal ini bisa dioptimalkan sebagai momentum percepatan Transformasi Digital bagi para pelaku usaha Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Salah satunya pemanfaatan transformasi digital bagi para UMKM adalah dengan memanfaatkan Akses Pembiayaan alternatif melalui platform teknologi finansial.
“Bagi bapak ibu para pelaku usaha Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang ingin mengakses pembiayaan alternatif melalui teknologi finansial dapat mendaftar melalui website FIFTY untuk mendapatkan pendampingan dan pelatihan dalam meningkatkan kapasitas usaha agar usahanya dapat terus tumbuh dan berkembang” ucap Sandiaga.
"Jadi kita ingin agar UMKM yang men-support 70 persen dari parekraf kita, 97 persen dari lapangan kerja Indonesia, dan 62 persen dari ekonomi PDB kita itu terfasilitasi pendanaannya melalui jaringan pembiayaan kekinian yaitu fintech crowdfunding," imbuh Sandi.
Bogor sendiri, kata Sandi, ditargetkan menjadi pusat episentrum produk-produk, jasa jasa parekraf dengan target 4,4 juta lapangan kerja. Sepertiga PAD Bogor berasal dari parekraf, tapi kalau kita lihatnya meningkatnya kegiatan Jakarta dan sekitarnya.
Menurut Sandi, Bogor ini yang mendapatkan limpahan begitu banyak kegiatan parekraf dan Jawa Barat sendiri surganya para pencari healing, maupun kegiatan wisata, wisata kuliner, wisata belanja maupun wisata alam, sehingga potensi ke depannya dapat ditingkatkan.
"Jumlah FIFTY ini target ada total tadi UMKM UMKM saya berharap karena namanya FIFTY Rp 50 milar bisa tercapai. Karena ini ada penyedia pelayanan pembiayaan yang memiliki track record yang baik. Para UMKM yang tadi kita lihat sudah siap go global juga," ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Akses Pembiayaan Kemenparekraf, Anggara Hayun Anujuprana mengatakan bahwa masih sulitnya pelaku usaha parekraf untuk mengakses pembiayaan menjadi alasan utama diselenggarakannya program Ini.
"Melalui kegiatan Ini diharapkan pelaku usaha parekraf lebih mudah mendapatkan pembiayaan Teknologi Finansial baik P2P Lending maupun securities/ eguity crowdfunding yang telah berizin OJK, melalul Pelatihan dan pendampingan business matching,” kata Hayun.