Viral Pasien DBD Membeludak di Kota Bekasi, Ini Kata Kemenkes

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bekasi
Sumber :
  • VIVA/Dani

Bekasi – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan bahwa video yang memperlihatkan situasi di Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bekasi, Jawa Barat, penuh karena lonjakan pasien demam berdarah dengue (DBD), tidak mengandung informasi yang valid.

Bocah SD di Pamekasan Nekat Nyetir Pikap, Angkut Puluhan Teman di Bak Belakang

"Menurut informasi dari RSUD setempat, video tersebut tidak valid," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes Imran Pambudi dikutip dari Antara Selasa 7 Mei 2024.

Dalam video berdurasi 34 detik yang beredar di grup WhatsApp sejak Senin kemarin, terlihat situasi tempat tidur perawatan pasien di IGD RSUD Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi dipenuhi pasien.

Klaim Sudah Damai, Ini Kata Pengusaha yang Viral Minta Siswa Sujud dan Menggonggong

Terlihat sejumlah pasien dari berbagai kelompok usia, mulai dari anak-anak hingga lansia terpaksa dirawat menggunakan kursi roda dengan selang infus yang masih terpasang di lengan.

Viral Mobil BMW Lawan Arus dan Tabrak Pengendara Motor di Duren Tiga, Polisi Turun Tangan

"Kondisi IGD RSUD Kota Bekasi saat ini penuh. Ruang rawat inapnya pun full. DBD luar biasa, mohon untuk pencegahan di rumah masing-masing dan pengurus RT/RW melakukan fogging untuk lingkungannya masing-masing ya kawan-kawan. Bekasi darurat DBD dan sudah tidak sedikit korban meninggal dunia," demikian narasi dalam video.

Ihwal video tersebut, Imran menyatakan pihak RSUD telah menepis informasi yang beredar. Dalam laporan RSUD kepada Kemenkes, jumlah pasien DBD RSUD Kota Bekasi mencapai 490 orang pada kurun 1 Januari hingga 6 Mei 2024, sebanyak lima di antaranya dilaporkan meninggal dunia.

“Komposisi pasien terdiri atas 224 pasien anak dan 266 pasien dewasa,” imbuhnya.

Di sisi lain, Direktur RSUD Kota Bekasi, Kusnanto tidak menampik bahwa kunjungan IGD memang sangat tinggi dan selalu full sejak kasus DBD meningkat dalam enam bulan terakhir. Namun, kata dia, video tersebut sangat berlebihan.

Dijelaskan oleh Kusnanto, waktu layanan di IGD dari saat pasien datang hingga penegakan diagnosa dan pengambilan keputusan-apakah pasien perlu dirawat inap atau rawat jalan sesuai dengan standar operasional prosedur mencapai 6 jam.


Source : VIVA.co.id/Andrew Tito

"Dalam kondisi tertentu terjadi delay layanan sehingga lebih dari 6 jam akibat kondisi ruang rawat inap yang penuh," katanya.

Sehingga dalam kondisi tersebut, kata Kusnanto, diupayakan untuk tetap mengakomodasi kebutuhan rawat inap dengan diterapkan kebijakan fleksibilitas di ruang rawat inap berdasarkan tren penyakit yang sedang meningkat.

"Jika kapasitas bed ruang rawat inap tetap full, maka pasien dimotivasi untuk dirujuk, namun seringkali terkendala akibat pasien atau keluarga menolak,"pungkasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya