Muhadjir soal Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior: Itu Tanggung Jawab Institusi
- VIVA/Ahmad Farhan Faris
Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy buka suara soal kasus penganiayaan senior terhadap juniornya yang bernama Putu Satria Ananta Rustika (19) di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) hingga tewas.
Kata Muhadjir, kasus penganiayaan itu merupakan tanggung jawab dari institusu terkait khususnya di bidang kemahasiswaan.
"Kita liat kasusnya ya. Selama ini kan itu jadi tanggung jawab institusi, termasuk kalau itu menyangkut mahasiswa ya pimpinan yang bertanggungjawab di bidang kemahasiswaan," kata Muhadjir di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta pada Senin, 6 Mei 2024.
Saat ditanya apakah pemerintah akan melakukan intervensi terhadap STIP atas kasus tewasnya Putu, Muhadjir mengatakan pihaknya belum ada rencana lebih jauh.
"Belum, kita belum sampai sejauh itu," tuturnya.
Sebelumnya diberitakan, kepolisian menetapkan seorang mahasiswa senior dari Sekolah Ilmu Tinggi Pelayaran (STIP) berinisial TRS (21) sebagai tersangka kasus penganiayaan hingga tewas terhadap mahasiswa bernama Putu Satria Ananta Rustika (19).
Kapolres Jakarta Utara (Jakut), Kombes Gidion Arif Setyawan mengatakan TRS sebagai tersangka tunggal yang merupakan salah satu taruna STIP Cilincing tingkat 2.
"Korbannya diketahui bernama Putu Satria Ananta Rustika, taruna tingkat 1," kata Gidion di Mapolres Jakarta Utara pada Sabtu, 4 Mei 2024.
Gidion menjelaskan, penganiayaan yang menyebabkan Putu tewas itu terjadi pada Jumat, 3 Mei 2024. Gidion mengatakan korban semula bersama dengan empat teman seangkatan baru selesai melakukan kegiatan jalan santai.
Kemudian, korban dan rekan-rekannya itu dipanggil oleh senior yang diduga pelaku dengan tujuan memberi teguran. Mereka mempermasalahkan Putu yang masih mengenakan pakaian olahraga.
Tak hanya itu, mereka juga meminta Putu untuk ke toilet yang berada di lantai 2. Di sana, Putu dan rekan-rekannya diminta untuk berbaris. Korban berada paling depan di antara teman-temannya.Â
"Kemudian korban dipukul dengan tangan mengepal sebanyak 5 kali ke arah ulu hati. Setelah itu, korban lemas langsung terkapar," kata Gidion.
Setelah itu, teman-teman korban diminta untuk pergi dari toilet dan mengikuti kegiatan pembelajaran. Sedangkan, Putu dibawa ke klinik kampus hingga akhirnya dinyatakan sudah meninggal dunia.