Jadi Mitra Filantropi Islam, UNHCR Salurkan Bantuan ke 1,7 Juta Penerima Manfaat Zakat pada 2023
- Dok. UNHCR
Jakarta – Perwakilan Badan Pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNHCR) Ann Maymann menyoroti peran UNHCR sebagai mitra distribusi strategis untuk dana zakat dan sadaqah.
Maymann menekankan, UNHCR memastikan dana-dana tersebut menjangkau para pengungsi yang paling membutuhkan. “Melalui inisiatif Filantropi Islam, UNHCR telah memberikan bantuan kepada 1.172.384 penerima manfaat zakat di 20 negara dan 826.988 penerima manfaat sadaqah di 16 negara selama tahun 2023, termasuk Indonesia,” ujar Maymann dalam keterangannya, Kamis, 2 Mei 2024.
Hari ini, UNHCR menggelar halal bihalal yang mempertemukan tokoh-tokoh dari organisasi filantropi Islam, pakar, dan cendekiawan untuk menegaskan kembali komitmen bersama dalam mendukung para pengungsi.
Dalam acara ini digelar diskusi panel yang dipimpin Associate PPH/IP Officer UNHCR Muhammad Thoriq Helmi. Sementara panelis di antaranya Ulama dan Dewan Syariah di beberapa institusi Islami Prof. Dr. M. Amin Suma, Guru Besar Sejarah Islam dari Universitas Islam Negeri Jakarta Prof. Amelia Fauzia, dan Pakar Branding dan Komunikasi Silih Agung Wasesa.
Diskusi tersebut menyentuh konteks sejarah terkait dukungan terhadap pengungsi dalam Islam, prinsip-prinsip filantropi inklusif, dan bagaimana organisasi Islam dapat mengoptimalkan strategi komunikasi mereka.
“Secara umum dan keseluruhan, Insya Allah, Islam itu menyikapi kaum pengungsi harus bersifat adil dan arif bijaksana," ujar Amin Suma.
Adapun Amelia Fauzia memaparkan, pengungsi itu sangat kuat menjadi bagian kelompok yang harus didukung oleh lembaga filantropi. "Lembaga filantropi yang punya komitmen untuk membantu pengungsi bisa dibilang lembaga filantropi yang sudah mengedepankan prinsip-prinsip inklusivitas," ujarnya.
Sementara itu NU Care-LAZISNU dan LAZISMU, masing-masing mewakili organisasi Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, menyerahkan donasi masing-masing senilai Rp 225.000.000 untuk pengungsi di Indonesia melalui UNHCR.
"Kami termotivasi untuk bisa bersama-sama membantu para pengungsi karena atas dasar kemanusiaan di mana para pengungsi ini tidak pernah mengharapkan situasi seperti itu dan memaksanya untuk mengungsi,” ujar Direktur Eksekutif NU Care-LAZISNU Qohari Choli.
Hal serupa diungkapkan oleh Ibnu Tsani, Direktur Eksekutif LAZISMU Ibnu Tsani. "LAZISMU secara kelembagaan menganut sistem Islam Rahmatan-Lil-Alamin. Artinya Islam harus menjadi solusi berbagai problematika kemanusiaan tidak hanya di Indonesia, tetapi juga dunia," ujarnya.