Gunung Ruang di Sitaro Kembali Erupsi, PVMBG Minta Masyarakat Waspada Potensi Tsunami
- VIVA.co.id/Supriadi Maud (Sulawesi Selatan)
Sulawesi Utara -- Status gunung Ruang di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara (Sulut) kembali erupsi. Status gunung api tersebut naik kembali dari Level III (Siaga) menjadi Level IV (Awas).
Hal ini disampaikan Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Hendra Gunawan. Kata dia, hasil pemantauan visual dan instrumental menunjukkan aktivitas vulkanik menjadi awas.
"Hasil pemantauan visual dan instrumental yang menunjukkan terjadinya peningkatan aktivitas vulkanik pada Gunung Ruang, maka tingkat aktivitas Gunung Ruang dinaikkan dari Level III (Siaga) menjadi Level IV (Awas)," ujar Hendra Gunawan dalam keterangannya, Selasa 30 April 2024.
Dia menjelaskan, kolom erupsi gunung api ini kurang lebih mencapai 2.000 meter. Sehingga, menurut dia, penetapan status awas tersebut diambil sebagai kebijakan yang ditetapkan mulai Selasa 30 April 2024.
"Tepatnya pada tanggal 30 April 2024 pukul 00.15 Wita mulai terjadinya erupsi pukul 01.15 Wita dan terus berlangsung intens sampai surat kenaikan status ini dibuat," ujar Hendra.
Dia menyebutkan, sebelum terjadi erupsi dengan status awas, tepat pada tanggal 29 April 2024 telah tercatat 15 kali gempa guguran dan 237 gempa vulkanik kemudian 15 kali gempa tektonik.
"Pada tanggal 29 April 2024 periode 00.00-24.00 Wita tercatat 15 kali gempa guguran, 237 kali gempa vulkanik dangkal, 425 kali gempa vulkanik dalam, 15 kali gempa tektonik lokal, dan 6 kali gempa tektonik jauh," ujarnya
Kendati demikian, kata Hendra, dengan meningkatnya kembali aktivitas Gunung Ruang Level IV Awas, pihaknya mengeluarkan sejumlah rekomendasi. Masyarakat di sekitar Gunung Ruang dan pengunjung atau wisatawan agar tetap waspada dan tidak memasuki wilayah radius 6 km dari pusat kawah aktif Gunung Ruang.
"Masyarakat yang bermukim di Pulau Tagulandang, khususnya yang bermukim di dekat pantai, agar mewaspadai potensi lontaran batuan pijar, luruhan awan panas (surge), dan tsunami akibat material erupsi yang masuk ke laut/runtuhnya tubuh gunung api ke dalam laut," katanya
“Kami mengimbau warga untuk selalu menggunakan masker, untuk menghindari paparan abu vulkanik yang dapat mengganggu sistem pernapasan,” ujarnya.
Lebih lanjut, Hendra mengatakan, tingkat aktivitas Gunung Ruang akan dievaluasi kembali secara berkala maupun jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan. Tingkat aktivitas dianggap tetap jika evaluasi berikutnya belum diterbitkan.