Kombes Wira Blak-blakan Kapan Panggil Pendeta Gilbert soal Kasus Penistaan Agama
- YouTube: Denise Chariesta
Jakarta - Polisi angkat bicara soal waktu pemanggilan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong terkait dugaan kasus penistaan agama. Pendeta Gilbert sebelumnya sudah dilaporkan ke polisi terkait penistaan agama.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Wira Satya Triputra mengaku pihaknya masih memeriksa sejumlah saksi juga pengumpulan alat bukti terkait kasus tersebut. Setelah itu, barulah pemeriksaan terhadap Pendeta Gilbert dilakukan.
"Kalau (kasus) pendeta Gilbert nanti kita masih mengumpulkan keterangan saksi-saksi dulu, maupun alat bukti yang lain. Setelah rangkaian itu baru kita mungkin mengarah ke sana (pemeriksaan Pendeta Gilbert)," kata Wira, Jumat, 19 April 2024.
Untuk diketahui, Pendeta Gilbert Lumoindong dilaporkan atas dugaan penistaan agama ke Polda Metro Jaya. Pelaporan itu dibenarkan langsung Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam.
"Benar, laporan diterima tanggal 16 April 2024 tentang dugaan penistaan agama," kata Ade Ary kepada wartawan, Rabu, 17 April 2024.
Ade Ary menuturkan, kasus dugaan penistaan agama yang menyeret Pendeta Gilbert itu kini ditangani lebih lanjut oleh Subdit Kamneg Ditreskrimum Polda Metro Jaya. "Ditangani Subdit Kamneg," ujar Wira.
Figur pendeta Gilbert Lumoindong tengah jadi sorotan usai ceramahnya di depan jemaatnya karena memicu kegaduhan. Dalam ceramahnya, omongan Gilbert diduga menyinggung keyakinan umat Islam.
Pernyataan Gilbert diselingi lelucon itu dilontarkan saat khutbah di hadapan jemaatnya. Dalam khutbahnya, Gilbert menyingung soal zakat yang hanya diberikan umat Muslim sebanyak 2,5 persen.
“Gua 10 persen!” kata Gilbert dalam unggahan akun Instagram @daulatrakyat.official, Selasa, 16 April 2024.
Bukan hanya itu, Gilbert pun menyinggung wudhu yang dilakukan umat Muslim sebelum melaksanakan salat. Dia mengatakan, pelaksanaan salat amat sulit dibanding ibadah dalam keyakinannya.
Lalu, Gilbert menyebut gerakan salat membuat lelah. Kata dia, hal itu berbeda dengan ibadah umat Kristiani yang tak menguras banyak tenaga lantaran hanya berdiri bernyanyi dan bertepuk tangan.