Jokowi Bakal Gelar Rapat Kabinet Terbatas Bahas Dampak Konflik Iran vs Israel Hari Ini
- Biro Setpres
Jakarta – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) direncanakan akan menggelar rapat internal untuk membahas situasi geopolitik dunia buntut serangan yang dilakukan Iran terhadap Israel.Â
Hal tersebut disampaikan langsung Menteri Koordinator Bidang Perekonomian sekaligus Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto usai acara halal bihalal di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta Barat, pada Senin, 15 April 2024.
"Bapak Presiden (Selasa) akan mengadakan rapat internal mengenai ini," kata Airlangga kepada wartawan, dikutip, Selasa, 16 April 2024.
Airlangga menyebut, pemerintah Indonesia juga akan menyiapkan sejumlah langkah antisipasi menyikapi aksi serangan Iran ke Israel.
"Kita akan mempersiapkan langkah-langkah Indonesia, tetapi kita tidak perlu khawatir karena fundamental ekonomi kita kuat dan memang juga yang dikhawatirkan ekonomi Amerika masih kuat dan interest rate masih tinggi di Amerika walaupun mereka berhasil menangani inflasi," ucap dia.
Lebih lanjut, dia berharap Indonesia dapat melewati masa-masa ini terlebih kondisi ekonomi dan politik dalam keadaan yang solid.Â
Tak hanya itu, Airlangga juga berharap Dewan Keamanan PBB dapat mengambil langkah cepat terkait ketegangan Iran vs Israel.Â
"Tetapi selama kita solid ekonominya, solid politiknya insya Allah transisi situasi ini kita bisa jaga bersama. Apalagi kita tentu berharap Dewan Keamanan PBB bisa mengambil langkah-langkah supaya terjadi deeskalasi bukan eskalasi," pungkas Airlangga.
Seperti diberitakan sebelumnya, Iran melakukan serangan udara pada Sabtu malam, 13 April 2024, terhadap Israel.
Tindakan ini sebagai aksi pembalasan atas serangan udara Tel Aviv di Kedutaan Besar Iran di Damaskus, pada 1 April lalu.
Serangan tersebut diketahui telah menewaskan sedikitnya tujuh anggota Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran, termasuk dua jenderal penting.
Iran mengklaim serangan terhadap sasaran militer tertentu, sementara Israel menegaskan bahwa sebagian besar serangan tersebut digagalkan oleh sistem pertahanan udara, meskipun sebuah rudal memang menyerang pangkalan militer di wilayah selatan.