OPM Minta TNI Tak Jatuhkan Bom, Ancam Bawa Pilot Susi Air ke Medan Perang
- Ist
Jakarta - Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Operasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) merilis video terbaru terkait kondisi pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens.
Dalam video itu, Jubir Komnas TPNPB Tuan Sebby Sambom meminta agar Indonesia tak menjatuhkan bom untuk membebaskan kapten Philip Mark Mehrtens.
"Kami lampirkan video kesaksian Pilot Asal NZ tentang Pemboman yang telah dan sedang lakukan oleh Pasukan Keamanan Indonesia di Wilayah Ndugama, Dan semua pihak dapat mengikuti via 4 video yang kami lampirkan," kata Samboom dalam keterangannya, Sabtu, 13 April 2024.
Ia menyebut pihaknya sudah menentukan wilayah perang. Namun, dengan adanya pengeboman yang dilakukan TNI, Sambom menganggap itu merupakan sebuah pelanggaran.
"Kami sudah menentukan wilayah perang sejak tahun 2017, bawah daerah perang dari jalan trans Wamena -Nduga sampai menunggu atau batas baru. Namun hari ini Indonesia melanggar itu dengan mengebom daerah daerah pengungsi atau warga yang masih tinggal," kata Sambom.
"Indonesia setop menggunakan pemboman dengan, helikopter, pesawat tanpa awak, kamera drone. Karena tindakan yang dilakukan negara Indonesia melalui TNI-Polri terhadap kami sangat tidak seimbang," sambungnya.
Sambom menegaskan pihaknya siap berperang dengan TNI, namun tidak dengan bazoka, bom dan mortir. Ia juga memastikan keselamatan warga sipil jika berperang di wilayah darat.
"Apalagi menyerang dengan menurunkan bom bazoka, mortir yang melepaskan tanpa memastikan baik antara kami TPNPB-OPM dan warga sipil. Kalau lewat darat, Kami siap melayani kalian. Berapapun jumlah yang Jakarta kirim kami siap hadapi. Isu yang Indonesia membangun melalui telepon, SSB dan lain-lain untuk mengusir masyarakat beberapa distrik yang ada itu stop dan hentikan semua," ucap Sambom.
Sambom menilai Indonesia dan Selandia Baru negara asal pilot Kapten Philip sudah membuka diri untuk negosiasi. Dengan adanya penyerangan ini, kata dia, Kapten Philip akan dibawa ke medan perang.
"Karena kami pikir Indonesia dan Selandia Baru buka diri negosiasi dengan kami TPNPB-OPM, namun kami melihat bahwa Indonesia dan Selandi abaru tidak punya niat baik selamat kan pilot yang kami Sandera ini. Maka pilot ini kami akan bawah keliling di medan perang sampai mati sama-sama dengan kami TPNPB-OPM kodap III Ndugama-derakma," tuturnya.
"Beberapa waktu lalu kami sengaja Taru di tengah-tengah masyarakat dengan di jaga ketat oleh pasukan khusus saya Kodap III Ndugama-derakma. Dengan tujuan menunggu negosiasi tuntut kami. Namun pemerintah pusat atau Jakarta melakukan pemboman secara brutal melalui TNI-Polri," imbuhnya.