Heboh Dugaan TPPO, Begini Pengakuan Mahasiswa Unnes saat Ikuti Ferienjob di Jerman
- Teguh Joko Sutrisno
Semarang – Universitas Negeri Semarang (UNNES) prihati terhadap adanya dugaan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) yang terjadi dalam program Ferienjob. Jika terjadi dugaan pelanggaran tersebut UNNES mendorong penegakan hukum dilaksanakan sesuai perundang-undangan yang berlaku.
Hal itu disampaikan Kepala Humas Universitas Negeri Semarang, Rahmat Petuguran di Semarang, Jumat, 29 Maret 2024.
"Tahun 2023 merupakan pertama kali UNNES mengirimkan 27 mahasiswa dalam Program Ferienjob. UNNES telah menerapkan prinsip kehati-hatian dengan menerapkan hal-hal yang terkait Ferienjob, salah satunya mengecek rekam jejak Ferienjob sebelumnya," kata Rahmat.
Ia mengungkapkan, pada bulan Maret-April 2023, UNNES telah mempelajari rekam jejak pelaksanaan program Ferienjob tahun sebelumnya di tahun 2022.
Berdasarkan tinjauan pada pelaksanaan sebelumnya itu, lanjutnya, UNNES tidak menemukan masalah serius dalam penyelenggaraan program tersebut.
Kemudian pada tanggal 29 September 2023, berdasarkan surat nomor
T/3852/UN37/DI.01 perihal penyampaian informasi data mahasiswa yang akan mengikuti Ferienjob dan permohonan dukungan serta supervisi dari Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh RI di Jerman.
"Hal ini sesuai dengan prosedur UNNES dalam pelaksanaan mobilitas internasional baik untuk mahasiswa maupun dosen agar KBRI dapat membantu memberikan monitoring kepada mahasiswa UNNES tersebut," kata Rahmat.
Kemudian pihaknya berkoordinasi dengan orang tua calon peserta Ferienjob dengan menjadikan persetujuan dari orang tua/wali mahasiswa sebagai syarat bagi mahasiswa untuk mengikuti program tersebut.
UNNES juga berkoordinasi dengan seluruh koordinator program studi dan dekan dengan mengharuskan mahasiswa yang mendaftar untuk melampirkan surat rekomendasi dari program studi/fakultas.
"Pada tahun 2023 ada sebanyak 31 mahasiswa yang mendaftar Program Ferienjob. Sebanyak 27 mahasiswa memperoleh working visa dari Kedutaan Besar Jerman di Indonesia, 3 mahasiswa tidak mendapatkan visa, dan 1 mahasiswa mengundurkan diri karena tidak melengkapi dokumen pendaftaran," ungkapnya.
Dengan demikian, lanjut Rahmat, ada 27 mahasiswa yang berangkat ke Jerman tersebut telah menggunakan dokumen resmi yang dikeluarkan Kedutaan Besar Jerman di Indonesia.
Pengakuan Mahasiswa
Lalu, pada 20 Oktober 2024, UNNES mengikuti rapat dengan KBRI Berlin dan Dirjen Dikti berdasarkan undangan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Berlin nomor 160/DIK/10/2023/08/BIN untuk membahas perkembangan dan permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan Ferienjob.
Menindaklanjuti pertemuan yang disebut pada nomor 6 tersebut, melalui zoom meeting, tim UNNES mengundang mahasiswa UNNES yang sudah berada di Jerman. Hal ini dilakukan guna memantau dan memastikan kondisi para mahasiswa tersebut.
Secara umum, permasalahan yang disampaikan berkaitan dengan jenis pekerjaan dan beban kerja yang dinilai kurang sesuai dengan janji awal agen CV Gen saat melaksanakan sosialisasi sebelumnya.
Setelah menerima informasi permasalahan yang disampaikan mahasiswa, UNNES pemutakhiran data perusahaan, tempat tinggal, kondisi kesehatan, serta meminta mahasiswa untuk pulang ke Indonesia.
"Selanjutnya, Mahasiswa UNNES pada tanggal 31 Desember 2023 sampai 2 Januari 2024 telah pulang ke Indonesia dalam kondisi sehat dan membawa berbagai pengalaman," jelas Rahmat.
Setelah mahasiswa tiba di Indonesia, UNNES telah mengundang mahasiswa peserta Ferienjob dan memberikan kesempatan untuk menyampaikan pengalaman di sana secara jujur.
"Berdasarkan testimoni tersebut memang terdapat keluhan yang dialami mahasiswa, terutama berkaitan dengan ketidakprofesionalan agensi. Namun secara umum mereka merasakan manfaat pengalaman berharga dari kegiatan magang Ferienjob yang diikutinya," jelas Rahmat lagi.
Mahasiswa pengalaman itu memberikan kesempatan berharga di dunia kerja dan kesempatan untuk mengeksplorasi Jerman dan negara-negara sekitarnya pada waktu libur kerja. "Berdasarkan pengalaman Ferienjob ini UNNES akan lebih meningkatkan kehati-hatian dalam melaksanakan berbagai program kerja sama," tegas Rahmat.
Laporan: Teguh Joko Sutrisno