Senada dengan BNPT, Guru Besar UI Sebut Perempuan, Anak dan Remaja Rentan Terpapar Radikalisme
- Dok. Istimewa
Jakarta – Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI), Prof. Dr. Mirra Noor Milla, sepakat bahwa perempuan, anak-anak, dan remaja rentan terpapar radikalisme, sebagaimana pernah diungkap oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
"Remaja rentan karena dalam fase krisis identitas. Sementara perempuan dan anak-anak rentan karena kecenderungan submisi atau menyerah kapada figur yang menunjukkan otoritas lebih tinggi yang biasanya merupakan figur otoriter," kata Mirra, saat dihubungi, Jumat, 29 Maret 2024.
Mirra juga menyatakan perempuan, anak-anak, dan remaja menjadi sasaran utama kelompok radikal dan kelompok ekstremisme kekerasan untuk mereka ajak bergabung.Â
"Target utama mereka adalah anak muda, perempuan-perempuan dan anak-anak yang lingkungan atau keluarganya telah terpapar radikalisme lebih dahulu atau berada di jaringan kelompok radikal, serta tenaga kerja wanita di luar negeri yang belum menikah," ujar dia.
Menurut Mirra, kelompok yang aktif merekrut kaum perempuan adalah kelompok ekstrem yang berafiliasi dengan Negara Islam Irak-Suriah (ISIS). "Ini karena kebutuhan mereka untuk membangun komunitas atau masyarakat yang membutuhkan peran perempuan," ucap penulis buku "Mengapa Memilih Jalan Teror: Analisis Psikologis Pelaku Teror" ini.
Mirra pun menganggap penting upaya perlindungan terhadap perempuan, anak-anak, dan remaja. Sebab hingga saat ini belum ada program intervensi yang secara spesifik melindungi tiga kelompok rentan tersebut dari paparan radikalisme dan ekstremisme kekerasan.
 "Sejauh ini program yang ada lebih berfokus pada mereka yang sudah terpapar guna mengembalikan mereka kepada masyarakat," katanya.
Sebelumnya, Kepala BNPT, Mohammed Rycko Amelza Dahniel, mengatakan perempuan, anak-anak, dan remaja merupakan kelompok yang rentan menjadi sasaran radikalisasi. Karena itu, perlindungan terhadap tiga kelompok itu akan jadi salah satu prioritas BNPT.Â
   "Ketiga kelompok rentan tersebut adalah generasi penerus bangsa sehingga penting untuk dilindungi dari proses radikalisasi demi mencapai tujuan Indonesia Emas 2045," kata Rycko.