Kemenag Akan Tingkatkan Kapasitas 22 Ribu Imam Masjid di 2024
- Istimewa
Jakarta – Peningkatan kapasitas imam masjid yang ada di seluruh Indonesia, akan dijalankan oleh Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (Urais Binsyar) Kementerian Agama, Kemenag. Ada 22 ribu imam masjid, yang akan menjadi sasaran dari program Rencana Strategis (Renstra) Kemenag tahun 2020-2024.
“Sejak tahun 2021, Kemenag telah melakukan peningkatan kapasitas imam masjid sebanyak 5.500 orang, 11.000 orang tahun 2022, 16.500 orang tahun 2023, dan 22.000 orang ditargetkan terlaksana pada 2024,” jelas Direktur Urais Binsyar, Adib.
Penjelasan itu disampaikannya pada acara Rapat Koordinasi bidang Urais Binsyar di Jakarta, Senin 23 Maret 2024. Ada imam-imam yang menjadi sasaran peserta. Yakni imam Masjid Raya, Masjid Agung, Masjid Besar, Masjid Jami, Masjid Bersejarah, dan Masjid di tempat publik.
“Tahun ini kami akan menggelar pelatihan tersebut melalui Massive Open Online Courses (MOOC), kemudian secara hybrid bersama imam masjid Istiqlal,” katanya.
Peningkatan kapasitas imam masjid ini juga, jelas dia, adalah salah satu upaya yang dilakukan terkait dengan moderasi beragama. Kemenag ingin imam masjid menjadi pelopornya.
"Kita berharap terjadi revitalisasi peran masjid untuk semakin profesional secara pengelolaannya, kian moderat cara pandang dan paham keagamaan seluruh ekosistemnya, juga berdaya dan memberdayakan jemaahnya,” jelasnya.
Selain itu, pihaknya juga akan menggencarkan kampanye rintisan Masjid Ramah di 2024. Adapun instrumen yang disiapkan untuk mendukung itu adalah program bantuan.
Masjid Ramah adalah masjid (musala) yang kondisinya memenuhi kriteria dalam lima kategori ramah, baik dilihat dari sisi pola pikir (mindset), keterampilan (skillset), segenap ekosistemnya, maupun ketersediaan sarana prasarananya (toolset).
Adapun lima kategori ramah yang dimaksud yakni Ramah Perempuan dan Anak, Ramah Difabel dan Lansia, Ramah Lingkungan, Ramah Keragaman, serta Ramah Duafa dan Musafir.
Lebih lanjut dijelaskan oleh Adib, pihaknya menargetkan program 2.000 bantuan operasional masjid atau musala untuk tahun anggaran 2024.
“Kami juga sudah memberi bantuan operasional rintisan Masjid Ramah 2024 tahap pertama pada Januari lalu. Bantuan ini hanya untuk dukungan pada sisi toolset (sarana prasarana) saja. Selain tidak besar, sarana-prasarana lebih mudah dilihat sebagai evidence pengukurannya,” papar Adib.
Dengan adanya bantuan operasional tersebut, jelas Adib, pihaknya berharap terciptanya ekosistem masjid. Serta peningkatan derajat keberlanjutan akan keberagaman masjid.
“Melalui program ini kita berharap revitalisasi peran masjid semakin profesional pengelolaannya, kian moderat cara pandang paham keagamaannya, ramah seluruh ekosistemnya, juga kian berdaya dan memberdayakan jemaahnya,” katanya.