Warga Bawean Beranikan Diri Amankan Barang Berharga usai Gempa di Timur Laut Tuban

Sejumlah warga saat mengamankan lemari pendingin miliknya di Dusun Prapat Tunggal, Desa Dekat Agung, Kecamatan Sangkapura, Bawean, Gresik, Jawa Timur, Minggu, 24 Maret 2024.
Sumber :
  • ANTARA/Naufal Ammar Imaduddin

Gresik - Sejumlah masyarakat Pulau Bawean memberanikan diri masuk ke rumah mereka untuk mengamankan barang berharga miliknya yang masih tertinggal saat terjadinya gempa di Timur Laut Tuban, Jawa Timur.

Posko Digital Data Kecelakaan Online Bakal Diterapkan saat Arus Libur Natal dan Tahun Baru

Seorang warga dusun Prapat Tunggal, Desa Dekat Agung, bernama Sumiyati di Bawean Minggu mengaku saat terjadi gempa susulan pada sore hari tidak sempat membawa barang-barang berharga miliknya karena takut.

"Tidak sempat, Pak, kami sudah takut duluan, jadi setelah salat asar, saya sama keluarga langsung keluar rumah," katanya.

13 Ribu Personel Gabungan Disiagakan untuk Amankan Nataru di Jawa Timur

Ilustrasi Gempa Bumi. Sumber: pexels.com

Photo :
  • vstory

Rumah yang dihuninya selama kurang lebih 40 tahun tersebut saat ini dalam keadaan rusak sedang dan tidak dapat ditinggali. "Kalau ada gempa lagi bisa roboh nanti ini, jadi ini kami ambil barang-barang berharga kami," katanya.

Gempa Dahsyat M 7,3 Vanuatu, Kemlu: Tidak Ada WNI Jadi Korban

Dia berharap ada bantuan dari pemerintah terkait rumah-rumah warga yang terdampak untuk direnovasi atau dibangun ulang.

Sementara itu, warga lainnya bernama Ahmad mengaku sangat terpukul dengan bencana yang terjadi di Bawean, karena baru pertama kali terjadi gempa. "Baru pertama kali sejak saya lahir 40 tahun yang lalu," katanya.

Karena itu dia kaget saat ada gempa, dan tidak tahu harus bagaimana karena terjadi secara tiba-tiba. "Rumah saya juga sudah hancur yang bagian belakang, kalau depan cuma retak-retak, mohon ada bantuan untuk kami," katanya.

Ratusan pasien RS Unair Surabaya dirawat di tenda darurat pascagempa Tuban.

Photo :
  • VIVA.co.id/Nur Faishal (Surabaya)

Warga lainnya, Musaddad, dari Dusun Padang Suwari tidak ingin ambil risiko terkait keadaan rumahnya yang sebagian hancur, jadi sekalian dibongkar.

"Ini lagi dibongkar biar tidak makin roboh, yang hancur kan depannya, kalau di dalam cuma retak, tapi biar tidak merambat ke dalam, jadi sekalian dihancurkan," katanya.

Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gresik Sukardi mengatakan, data hingga Sabtu (23/3) pukul 18.00 WIB, total kerusakan bangunan mencapai 4.304 unit.

"Untuk rumah totalnya 4.085 unit, rumah ibadah 138 unit, sekolah 68 unit, perkantoran 12 unit, dan satu unit fasilitas kesehatan," katanya.

Namun, lanjutnya, data tersebut akan berpotensi bertambah dikarenakan hingga malam pukul 00.00 WIB masih dilakukan perbaikan data. (ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya