BNPB: Gempa Susulan di Tuban Capai 58 Kali, Rumah hingga Perkantoran Rusak
- Ist
Jakarta - Bencana gempa kembali mengguncang Kabupaten Tuban, Jawa Timur pada Jumat, 22 Maret 2024 sore. Gempa susulan tersebut berkekuatan M6,5 atau lebih besar dari sebelumnya yaitu M6,0.
Gempa tersebut berpusat di laut dengan titik episentrum 5.74 LS dan 112.32 BT dengan kedalaman 10 Km. Laporan yang diterima menunjukkan rincian gempa susulan yang terjadi di Kabupaten Tuban, Pulau Bawean, Kabupaten Gresik dan Kota Surabaya ini telah terjadi sebanyak 58 kali.
Adapun guncangan gempa yang terjadi di Kabupaten Tuban itu meluas hingga dirasakan di Kota Surabaya.
"Gempa yang terjadi di Kabupaten Tuban ini dirasakan di empat kecamatan yakni Kecamatan Soko, Kecamatan Parengan, Kecamatan Bangilan, Kecamatan Rengel, Kecamatan Semanding, dan Kecamatan Tambah," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam keterangannya, Jumat, 22 Maret 2024.
"Sedangkan untuk wilayah Gresik, gempa tersebut dirasakan di dua kecamatan yakni Sangkapura dan Kecamatan Tambak. Kemudian di Kota Surabaya yakni Kecamatan Simokerto, Kecamatan Mulyorejo, dan Kecamatan Genteng," sambungnya.
Abdul melanjutkan, berdasarkan data hingga pukul 18.00 WIB, total ada 12 kepala keluarga (KK) yang terdampak akibat gempa ini dan dua orang lainnya mengalami luka ringan akibat tertimpa reruntuhan bangunan.
Sementara itu, Abdul menyebut empat unit rumah rusak berat, 13 unit rumah rusak ringan dan 42 unit rumah lainnya rusak ringan, dan 1 unit balai desa rusak berat akibat gempa tersebut.
"Ada juga 4 unit fasilitas kesehatan rusak ringan, 2 unit Sarana Pendidikan rusak ringan, 1 unit Sarana Pendidikan (Ponpes) rusak sedang, 2 unit Fasilitas Perkantoran rusak ringan, dan merusak dua unit sarana ibadah," katanya.
Sampai saat ini, Abdul menyebut BPBD Kabupaten Tuban, Gresik, dan Rembang tengah melakukan kaji cepat dan berkoordinasi dengan instansi terkait guna melakukan penanganan lebih lanjut.
BNPB mengimbau kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Salah satunya adalah video kerusakan dan dampak akibat gempa yang beredar viral di sosial media terkait gempa di Kabupaten Tuban.
"Diimbau pula untuk menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa dan dan pantau informasi terkini dari instansi berwenang seperti BNPB, BMKG, serta pemerintah daerah setempat untuk menghindari misinformasi," pungkasnya.