Santri Meninggal di Ponpes, Tim Kuasa Hukum: Korsleting Listrik Hanya Skenario
- Pixabay.
Jambi - Tim Kuasa Hukum keluarga santri yang meninggal di Pondok Pesantren Raudhatul Mujawwidin, Tebo, Jambi yakni Rifki Septino mengatakan santri bernama Airul Harahap meninggal akibat korsleting listrik hanya skenario untuk menghilangkan fakta kebenaran meninggalnya santri tersebut.
"Santri meninggal yang diumumkan ke publik adalah skenario saja demi menghilangkan fakta sebenarnya meninggal santri di pondok pesantren,” ujarnya dikutip pada Jumat, 22 Maret 2024.
Rifki menegaskan akan mengungkap skenario jahat terhadap korban, karena selama ini yang dibangun untuk mengalihkan opini masyarakat tentang kematian santri Airul Harahap.
"Kita akan ungkap semua skenario jahat ini seterang-terangnya ke masyarakat Republik Indonesia,” katanya.
Rifki menyebutkan saat korban Airul Harahap meninggal, pastinya ada yang buat skenario palsu, karena pesantren selalu memberikan statement bahwa ananda meninggal dunia tersengat listrik.
"Kita sebagai tim pengacara keluarga santri Airul Harahap meyakini, bahwa kinerja Penyidik Polres Tebo dan Tim Asistensi Ditreskrimum Polda Jambi akan segera menangkap para pelaku terlibat,” tuturnya.
Ia menegaskan, meninggalnya santri diduga dianiaya oleh para senior pondok pesantren sampai meninggal dunia. Menurut dia, hasil visum klinik akibat tersengat listrik pasti ada yang mengajari sehingga hasil tersebut seakan benar namun tercium juga baik busuknya.
"Kalau pelakunya yang pasti lebih dari satu orang,” katanya.
Diketahui, Airul Harahap ditemukan meninggal di lantai tiga Pondok Pesantren Pesantren Raudhatul Mujawwidin, Tebo, Jambi tepat pada Selasa, 14 november 2023 antara pukul 17:42 WIB hingga 17:56 WIB. Meninggalnya santri ini, orang tua kandung langsung melapor ke pihak kepolisian dan Pengacara terkenal Hotman Paris.