Kisah Pilu Nuraeni, Bocah SD di Sinjai Gendong Adiknya ke Sekolah Usai Ibunya Wafat 

Bocah SD di Sinjai Nuraeni menggendong adiknya ke dalam kelas
Sumber :
  • Ist

Sinjai –  Seorang bocah perempuan yang masih duduk di bangku kelas 2 madrasah ibtidaiyah -- setingkat SD, viral karena menggendong adiknya yang masih balita saat bersekolah. 

Viral Sosok Rista Junianti Wanita Bersuara Merdu Meski Derita Bibir Sumbing, Komentar Tompi Jadi Sorotan

Bocah yang diketahui bernama Nuraeni itu berasal dari di Desa Barania, Kecamatan Sinjai Barat, Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan. Dalam unggahan video dan foto-fotonya yang viral, Nuraeni tampak sedang belajar di kelas sambil menggendong dan mengasuh adiknya. 

Hal itu dia lakukan karena sang ibu, sekitar enam bulan lalu, sekitar bulan September 2023 karena penyakit kanker. Setelah ibunya tiada, Nuraeni mengurus dan mengasuh adik semata wayangnya, termasuk membawanya ke sekolah ketika waktunya bersekolah. 

Ojol Cerita Kerasnya Cari Nafkah, Antar Makanan di Tengah Hujan Deras dan Petir Meskipun Ongkosnya Cuma Rp7.200

Dalam salah satu video yang viral, Nuraeni yang masih berusia 9 tahun itu nampak hanya bisa menonton teman-temannya bermain di lapangan sekolah, sambil menggendong adiknya yang bernama Akbar (3).

Bocah SD di Sinjai Nuraeni menggendong adiknya ke dalam kelas

Photo :
  • Ist
Viral! Pengemudi Mobil Geplak Pemotor yang Bermesraan, Hotman Paris Siap Pasang Badan

Nuraeni sebelumnya jarang masuk sekolah karena harus merawat ibunya sakit kanker dan adiknya masih balita. Setelah kanker merenggut nyawa ibunya enam bulan lalu, Nuraeni mulai masuk sekolah dan membawa serta adiknya yang masih balita. 

Nuraeni sampai diberika meja khusus oleh pihak sekolah karena sembari mengasuh adik semata wayangnya. Terkadang, sang adik tertidur di pangkuan Nuraeni pada saat bersamaan dia harus mengerjakan soal-soal yang diberikan guru kelasnya.

Nurhidayah, wali kelas Nuraeni, mafhum dengan kondisi muridnya itu. Sejak ditinggal ibunya, memang sang adik ikut ke sekolah karena tidak ada yang mengasuh di rumah.

Kepala Desa Barania, Firman M Maddolangan, menambahkan kalau kedua kakak-beradik itu memang sulit dipisahkan satu sama lain, terlebih setelah ibunya meninggal dunia. Keduanya seperti harus selalu bersama-sama dan tak bisa dipisahkan. 

Kisah pilu Nuraeni ini pun sampai ke jajaran pemerintah Kabupaten Sinjai. Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kabupaten Sinjai, Irwan Suaib diutus Pj Bupati untuk melihat kondisi kehidupan Nuraeni bersama keluarganya pasca viral menggendong adiknya 

Pihaknya mengaku telah melakukan komunikasi dengan pemerintah desa Barania, keluarga Nuraeni dan tenaga pendidik Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) membantu mengedukasi Akbar agar aktif bersekolah di kelompok bermain.

Manakala dirasa nyaman dan memiliki teman di PAUD, maka perlahan-lahan Akbar sudah bisa ditinggalkan oleh Nuraeni, sehingga bisa fokus belajar. 

"Harapannya agar Akbar bisa masuk kelompok bermain sehingga Nuraeni dapat fokus untuk belajar di sekolah tidak lagi menggendong ananda Akbar ke sekolah," kata Irwan Suaib dikutip laman sinjaikab.go.id.

Bocah SD menggendong adiknya yang masih balita ke dalam kelas

Photo :
  • Ist

Dalam kesempatan itu, Kadisdik Sinjai menyerahkan bantuan uang tunai atau santunan dari Pj Bupati Sinjai, T.R Fahsul Falah kepada keluarga Nurani yang diterima langsung Sanu yang merupakan ayah dari kedua bocah tersebut.

Ayah Nuraeni

Nuraeni bukannya yatim-piatu. Ia dan Akbar masih memiliki seorang ayah bernama Sanu. Sehari-harinya, Sanu bekerja sebagai petani dan harus ke ladang. Hal itu dia lakukan demi menghidupi keluarganya.  

Sanu menyampaikan terima kasih kepada Pemkab Sinjai, terlebih kepada Pj Bupati Sinjai atas perhatian yang diberikan kepada keluarga kecilnya. Terutama dalam memikirkan pendidikan Nuraeni dan Akbar. 

Ia mengaku akan berupaya membujuk Akbar untuk sekolah di kelompok bermain PAUD, meski terkadang Akbar tidak mau pisah dengan Nuraeni.

"Terima kasih pak Pj Bupati sudah datang melihat kondisi kami, memberikan perhatian yang luar biasa kepada keluarga kami. Saya akan bujuk anak saya (Akbar) supaya mau sekolah di kelompok bermain seperti masukan dari pak Kadisdik tadi," ujarnya

Sanu membeberkan bahwa menggendong Akbar ke sekolah sudah dilakukan Nuraeni sejak sang istri meninggal enam bulan lalu karena penyakit kanker.

Itu dilakukan Nuraini, sebab tak ada yang mengurus Akbar. Sementara dirinya yang berprofesi sebagai petani harus ke ladang untuk dapat menghidupi kedua buah hatinya.

"Menggendong ke sekolah itu dilakukan sejak istriku meninggal enam bulan lalu pada bulan September 2023. Jadi kalau saya ke ladang, Nuraini lah yang bertugas menjaga adiknya, bahkan sampai dibawa ke sekolah," jelasnya. 

Laporan: Andi Rahmat/tvOne Sinjai 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya