MK Batasi Hanya Ada 15 Saksi dan 2 Ahli dalam Sengketa Pilpres 2024

Gedung Mahkamah Konstitusi (MK).
Sumber :
  • vstory

Jakarta - Juru Bicara Mahkamah Konstitusi (MK) Fajar Laksono mengatakan pihaknya akan membatasi jumlah saksi dan ahli yang hadir dalam persidangan sengketa hasil Pilpres 2024. Menurutnya, MK kemungkinan hanya membolehkan 15 saksi dan 2 ahli dari masing-masing pihak yang ikut bersengketa.

DPR Bakal Kaji Usulan soal UU Ketenagakerjaan Baru Bareng Pemerintah

"Kalau di 2019, itu 15 saksi, dan dua ahli. 2024 kemungkinan ikut pola itu nanti kita update lagi perbedaannya," kata Fajar di gedung MK, Jakarta Pusat, Kamis, 21 Maret 2024.

Fajar menegaskan bahwa hal itu tak terlepas dari durasi waktu yang singkat dalam penanganan sengketa hasil pilpres, yakni 14 hari kerja sejak perkara di registrasi di Buku Registrasi Perkara Konstitusi atau BRPK. 

MK Minta DPR Buat UU Ketenagakerjaan Baru Terpisah dari UU Ciptaker

Hakim Mahkamah Konstitusi gelar sidang

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

Putusan terkait sengketa Pemilu 2024 akan dibacakan pada 22 April 2024 mendatang. Menurut dia, sidang akan dimulai terhitung 14 hari kerja sejak permohonan tercatat di MK.

MK Tegaskan Masa PKWT Tak Lebih dari 5 Tahun

"Karena putusan itu tanggal 22 April. Kalau diregistrasinya tanggal tanggal 25 (Maret) hari Senin ya. Jadi hitungannya itu hari kerja," kata Fajar.

Apalagi, lanjut Fajar, kemungkinan besar, sengketa hasil pilpres kali ini akan diajukan oleh dua pemohon, yakni pasangan capres-cawapres nomor urut 1 Anies Baswedan dan pasangan capres-cawapres nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan Mahfud MD. Maka itu, kata dia, MK harus membuat skenario persidangan sehingga bisa menghasilkan putusan terbaik dalam waktu 14 hari kerja.

Di sisi lain, Fajar mengatakan pihaknya dapat merancang persidangan dua perkara dari kubu Anies-Cak Imin dan Ganjar-Mahfud digabung menjadi satu atau disidangkan secara terpisah, misalnya kubu Anies-Cak Imin terlebih dahulu baru dilanjutkan kubu Ganjar-Mahfud.

"Itu bisa, bisa digabung (2 perkara), atau bisa jadi satu-satu, satu selesaikan satu selesaikan. Jadi, dalam 14 hari kerja itu mungkin saja digabung tetapi mungkin saja satu diselesaikan, ini selesai sidangnya," tuturnya.

Hari ini, sejumlah elemen masyarakat yang terdiri dari buruh, mahasiswa, dan aktivis akan turun ke jalan untuk menggelar aksi besar-besaran di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Gedung Mahkamah Konstitusi (MK)

Apindo Tegaskan Patuhi Putusan MK soal Judicial Review UU Cipta Kerja, Ada Tapinya

Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) merespons putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait judicial review Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2023 tentang Cipta Kerja.

img_title
VIVA.co.id
1 November 2024