Perang Antar Suku di Papua Nugini, Luka Lama yang Terus Menganga

Ilustrasi Kerusuhan di Papua Nugini (NDTV)
Sumber :
  • VIVA.co.id/Natania Longdong

VIVA – Papua Nugini, negara tetangga Indonesia di timur, terkenal dengan kekayaan alam dan keragaman budayanya. Namun di balik keindahannya, negeri ini menyimpan luka lama atau konflik antar suku yang berkepanjangan.

Denny Sumargo Khawatir Takut Sang Istri Terseret di Tengah Konflik dengan Farhat Abbas

Perang antar suku di Papua Nugini telah berlangsung sejak berabad-abad lalu. Akar permasalahannya komplek, perebutan tanah, yang merupakan sumber daya penting di Papua Nugini sering menjadi sumber perselisihan antar suku. Persaingan untuk mendapatkan akses ke sumber daya alam seperti kayu, mineral dan air juga memicu konflik.

Selain itu, tradisi balas dendam masih kuat di beberapa suku di Papua Nugini dan dapat memperpanjang siklus kekerasan. Perbedaan budaya, bahasa, adat istiadat dan kepercayaan antar suku dapat memicu perselisihan. Situasi semakin diperparah dengan minimnya infrastruktur dan penegakan hukum di daerah terpencil. Hal ini membuat pemerintah sulit untuk mengendalikan konflik dan menyelesaikan secara tuntas.

Denny Sumargo Turut Berperan dalam Perdamaian Pratiwi Noviyanthi dengan Agus Salim di Gedung Joeang 45

VIVA Militer: Pasukan Letkol petir di markas OPM.

Photo :
  • Penerangan Kogabwilhan III

Pada Februari 2024, pertempuran sengit meletus di dataran tinggi Papua Nugini. Dua suku besar, Sikin dan Kaekin terlibat dalam baku tembak dan pembantaian brutal. Lebih dari 60 orang dilaporkan tewas dan banyak lainnya mengungsi.

KPUD Perketat Pendukung Paslon yang Bawa Alat Peraga Kampanye di Debat Terakhir Pilkada Jakarta

Pemerintah Papua Nugini telah berusaha untuk menghentikan konflik dengan berbagai cara. Gencatan senjata telah disepakati antara kedua suku dan pasukan keamanan dikerahkan untuk menjaga perdamaian.

Namun, mencapai perdamaian abadi bukanlah perkara mudah. Trauma akibat perang masih membekas di hati masyarakat. Kesenjangan ekonomi dan ketiadaan akses terhadap pendidikan juga memperparah situasi.

Perang natar suku di papua Nugini telah melumpuhkan berbagai aspek kehidupan masyarakat. Ekonomi terhambat, pendidikan terhenti dan layanan kesehatan terganggu.

Sebagai negara tetangga, Indonesia memiliki kepentingan untuk membantu Papua Nugini mencapai perdamaian. Indonesia dapat memberikan bantuan dalam bentuk diplomasi kemanusiaan dan pembangunan.

Masa depan Papua Nugini tergantung pada kemampuannya untuk mengatasi konflik antarsuku. Kerja sama dari semua pihak, baik pemerintah, masyarakat dan negara-negara tetangga sangat diperlukan untuk membangun perdamaian yang langgeng. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya