Bey Machmudin Klaim Beras di Jawa Barat Aman Hingga Lebaran
- VIVA.co.id/Adi Suparman (Bandung)
Kota Bandung - Penjabat Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin mengatakan stok beras di Jawa Barat aman sampai Lebaran Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriyah/2024. Saat ini, kata dia, stok beras di gudang masih mencukupi. Dalam kalender, Hari Raya Idul Fitri jatuh pada 10-11 April 2024 dan pada saat itu, Jawa Barat akan panen raya.
"Stok beras Jabar sampai Lebaran aman, dan tidak dalam situasi defisit," ujar Bey Machmudin usai rapat membahasa ketahanan pangan di Gedung Sate, Kota Bandung pada Kamis, 14 Maret 2024.
Rapat dengan para perangkat daerah membahas ketahanan pangan Jawa Barat jangka panjang, serta berbagai permasalahan dan solusinya. Seperti kelangkaan dan kenaikan harga beberapa komoditas strategis seperti cabai dan daging. Â
Untuk menjaga beras tetap tersedia bagi masyarakat, ia menyebut Pemerintah Provinsi Jawa Barat terus berkomunikasi intens dengan Bulog. "Kami terus berkoordinasi dengan Bulog untuk penyediaan beras di retail-retail (pasar modern)," kata Bey.Â
Menurut Bey, distribusi beras dari Bulog ke retail kedatangannya bertahap mengingat cadangan beras tersebut harus diproses terlebih dahulu. "Harus dilakukan pengepakan segala macam, jadi jumlahnya pun (terkesan) sedikit," katanya.Â
Bey mengimbau masyarakat tetap tenang menyikapi kelangkaan dan kenaikan beberapa komoditas, alias tidak beli panik (panic buying). "Sesuaikan belanja dengan kebutuhan untuk menghindari kelangkaan," katanya.Â
Bey juga meminta Pemerintah Daerah, Kabupaten dan Kota lebih gencar mengadakan pasar murah secara masif untuk meringankan beban masyarakat, tidak melulu mengandalkan provinsi. "Pasar murah (harusnya) digeber di kabupaten dan kota, jadi tidak hanya kami (provinsi). Ya tapi kan kembali lagi kepada anggaran masing-masing (kab/kota) apakah ada atau tidak," jelas dia.
Sementara Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Jawa Barat, Dadan Hidayat mengatakan dalam waktu tidak lama Jawa Barat akan panen raya padi dengan durasi tiga bulan. "Kita akan memasuki bulan panen yakni April - Mei - Juni," sebut Dadan.Â
Dadan menyebut total luasan sawah siap panen sekitar 200 ribu hektare, yang akan menghasilkan gabah kering giling (GKG) rata-rata 5,7 ton per hektare atau total sekitar 1,1 juta ton GKG.Â
"Hasil berasnya jadi berapa, tinggal dikalikan 57,7 persen. Menurut hitungan BPS, gabah kering giling dikonversi ke beras itu 57,7 persen," jelasnya. Â
Untuk ketahanan pangan jangka panjang, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura akan mengoptimalkan sawah tadah hujan dengan dibantu sistem pompanisasi. Sistem ini rencananya akan mulai dicoba pada musim tanam April - September.
"Kita akan mencoba menginventarisasi potensi lahan sawah tadah hujan dan pompanisasi. Kita sudah punya data 300.000 hektar-an dan bisa dibuat dua kali panen," jelas Dadan.Â
Sistem padi tadah hujan dan pompanisasi merupakan inisiasi Kementerian Pertanian RI yang diakselerasi provinsi serta Pemerintah Kabupaten dan Kota.