RS Hermina Kota Malang Bantah Tolak Pasien hingga Meninggal Dunia

Rumah Sakit Hermina Kota Malang
Sumber :
  • VIVA.co.id/Uki Rama (Malang)

Malang –  Rumah Sakit Hermina Kota Malang membantah telah menolak pasien dengan alasan bed penuh hingga menyebabkan pasien bernama Wahyu Widianto meninggal dunia di jalan. Wahyu Widianto dibawa ke RS Hermina sekira pukul 18.30 WIB Senin, 11 Maret 2024. 

Naik 34,20 Persen, Hermina Cetak Laba Rp 468 Miliar Kuartal III-2024

Pasien warga Jalan Bareng Tenes, Kota Malang itu dinyatakan meninggal dunia sekira pukul 19.00 setibanya di rumah sakit lain. Dugaan sementara tidak ada penanganan medis di RS Hermina serta tidak ada kepastian kamar membuat pasien kritis ini meninggal dunia di tengah perjalanan ke rumah sakit lain.

Wakil Direktur RS Hermina Malang, Yuli Ningsih saat dikonfirmasi membantah tuduhan itu. Dia menyebut pernyataan tidak ditangani kurang tepat. Katanya, lamanya kepastian soal bed atau kasur pasien karena mereka sedang berkoordinasi. 

Dulu Sekutu Lalu Musuh Bebuyutan, Ini Awal Keretakan Hubungan Erdogan dan Fethullah Gulen

Elia Widianaputri menunjukan foto semasa hidup Wahyu Widianto

Photo :
  • VIVA.co.id/Uki Rama (Malang)

"Statement bahwa tidak ditangani itu kurang tepat, karena kami sudah menangani dengan kondisi memang bed kami saat itu full dan ada pasien yang duduk. Sehingga kami harus koordinasi untuk melakukan penambahan bed dari rawat inap yang harus kami turunkan ke IGD sesuai dengan keperluan pasien," kata Yuli, Selasa, 12 Maret 2024. 

Rival Sampai Mati, Begini Reaksi Erdogan saat Fethullah Gulen Meninggal Dunia

Anehnya RS Hermina ternyata menyiapkan bed secara diam-diam. Sebab, mereka tidak memberitahu pihak keluarga pasien. Hal ini membuat keluarga panik karena kondisi pasien saat itu sudah kritis. Keluarga juga tidak mengetahui karena tidak mendapat penjelasan sebelumnya dari RS Hermina. 

"Masih hidup (kondisi pasien). Tetapi memang butuh emergency atau penanganan lebih lanjut. Tapi kami sudah koordinasikan bahwa kami akan menurunkan bed tapi gak kita komunikasikan ke keluarga," ujar Yuli. 

RS Hermina juga membantah pernyataan keluarga pasien bahwa mereka tidak memberikan penanganan medis awal. RS Hermina menyebut bahwa dokter mereka dengan pakaian non dinas telah memeriksa pasien. Tenaga kesehatan itu diklaim berdinas dengan pakaian biasa. 

"Sudah kami lakukan juga untuk penanganan awal dimana dokter jaga kami sudah diperiksa dan ditemukan juga bahwa saturasi (oksigen) 77. Tidak ada, alatnya ada," tutur Yuli. 

Sementara itu, keluarga pasien menanggapi pernyataan RS Hermina merasa sakit hati. Sebab, pernyataan yang diutarakan oleh Wakil Direktur RS Hermina, Yuli Ningsih tidaklah benar. Karena pasien mulai datang hingga dibawa mobil ambulans tetap berada di becak motor tidak turun dan tidak diperiksa. 

"Kita datang belum ditangani, mereka bilang hanya tidak ada bed. Karena kan itu sakit jantung ayah tetap di becak motor sampai dibawa ambulans ke rumah sakit lain," kata Elia Widianaputri anak dari mendiang Wahyu Widianto.

Elia membantah semua pernyataan RS Hermina karena dia ada di lokasi menemani mendiang ayahnya. Dia memastikan ayahnya tidak pernah dicek saturasi. Termasuk saat meminta ambulans diminta isi form terlebih dahulu padahal kondisi ayahnya sedang kritis. 

"Tidak pernah dicek saturasi tidak diperiksa sama sekali. Diminta suruh ngisi form administrasi padahal kondisi ayah sedang kritis. Saya pribadi sakit hati, saya sakit hati karena bapak sudah susah nafas saat di becak motor tapi tidak diberi penanganan," ujar Elia. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya