Kronologi Pilot-Copilot Batik Air Ketiduran 28 Menit, Sempat Makan Mie Instan

Pesawat Batik Air
Sumber :
  • VIVAnews/Sherly

Jakarta - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menemukan investigasi insiden serius di pesawat Batik Air. Hal ini karena pilot dan copilot tidur secara bersamaan selama 28 menit saat pesawat masih terbang.

Berdasarkan laporan pendahuluan (preliminary report), dari hasil investigasi, pada 25 Januari 2024 pilot (32) dan copilot (28) menerbangkan pesawat Batik Air jenis Airbus A320 dengan kode registrasi PK-LUV.

"Pesawat ini dioperasikan oleh pilot dan copilot beserta empat pramugari," tulis KNKT lewat laporannya Sabtu, 9 Maret 2024.

Pesawat ini awalnya terbang dari Soekarno-Hatta, Jakarta menuju Bandar Udara Halu Oleo, Kendari. Saat persiapan terbang di Jakarta copilot mengaku kepada pilot bahwa dia kurang beristirahat. 

Ilustrasi pilot.

Photo :
  • Pixabay/Zorgist

Pesawat pun berangkat dari Jakarta pukul 03.14 WIB. Selama penerbangan pilot (PIC) mempersilakan copilot (SIC)  untuk beristirahat, karena pilot menyadari bahwa copilot kurang istirahat. 

"PIC menawarkan SIC untuk beristirahat karena ia menyadari SIC kurang istirahat. SIC beristirahat di kokpit dan tidur sekitar 30 menit," jelasnya.

Sebelum pesawat turun copilot sudah bangun, kemudian saat pesawat mendekati Kendari Air Traffic Control (ATC) menginformasikan bahwa cuaca di bawah standar untuk pendaratan. Pada pukul 07.11 waktu Kendari pesawat mendarat dengan mulus, setelah berputar di langit selama 30 menit.

Ke Jakarta, Momen Jokowi dan Iriana Gunakan Pesawat Komersil Usai Purna Tugas jadi Presiden

Setelah tiba, pilot dan copilot, jelas KNKT, menyantap mie instan di kokpit. Usai penumpang turun, proses boarding penumpang untuk penerbangan pulang ke Jakarta dimulai.

KNKT menjelaskan, pada pada pukul 07.48 WIB setelah proses boarding selesai, pesawat mulai bergerak untuk penerbangan pulang dengan nomor penerbangan BTK6723. 

Ini Kronologi Meninggalnya Anak Drummer Matta Band di Nusa Penida, Bali

Pukul 08.05 WIB pesawat berangkat dari Kendari menuju Jakarta. Dalam penerbangan ini, pilot bertindak sebagai pilot monitoring dan kopilot sebagai pilot flying. 

Saat pesawat mencapai ketinggian jelajah 36.000 kaki. Setelah mempertahankan ketinggian jelajah, pilot dan copilot melepas headset, dan volume pengeras suara kokpit ditingkatkan. 

Menpar Widi Sebut Tiket Pesawat Mahal Bikin Seret Kunjungan Wisatawan

Pilot kemudian meminta izin kepada copilot untuk istirahat dan izin diberikan. Kemudian pukul 09.22 WITA atau 08.22 WIB pilot terbangun dan menawarkan untuk bergantian tidur. Namun, copilot menjawab tidak ingin istirahat. 

"Kedua pilot kemudian melakukan percakapan non-tugas selama sekitar 30 detik, dan kemudian pilot melanjutkan mode tidur," jelasnya.

Dalam situasi ini copilot melanjutkan tugasnya dengan baik. Dia pun sempat meminta kepada ACC untuk terbang 250 derajat guna menghindari kondisi cuaca buruk, dan ACC menyetujui.

Beberapa saat setelah berkomunikasi dengan ACC, copilot secara tidak sengaja tertidur. Setelah 12 menit transmisi terakhir, ACC Jakarta menanyakan kepada BTK6723 berapa lama pesawat harus terbang pada posisi 250 derajat. Tetapi tidak ada jawaban dari pilot.

"ACC Jakarta menelepon BTK6723 dan tidak ada respons dari pilot. Beberapa upaya untuk menghubungi BTK6723 telah dilakukan ACC Jakarta termasuk meminta pilot lain untuk menghubungi BTK6723. Tidak ada satupun panggilan yang ditanggapi oleh pilot BTK6723," terangnya.

Lalu setelah 28 menit transmisi terakhir, pilot terbangun dan menyadari bahwa pesawat tidak berada pada jalur penerbangan yang benar. 

"Pilot kemudian melihat copilot sedang tidur dan membangunkannya," ucap KNKT.

Setelahnya, pilot memberi tahu ACC Jakarta bahwa BTK6723 mengalami masalah komunikasi radio, dan saat ini masalah tersebut telah teratasi. Penerbangan kemudian dilanjutkan dan mendarat di Jakarta dengan lancar.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya