Irjen Fakhiri Ungkap Ada Pihak Ketiga Sengaja Hambat Pembebasan Pilot Susi Air, Siapa?

Kapolda Papua Irjen Pol Mathius D. Fakiri
Sumber :
  • VIVA.co.id/Aman Hasibuan (Papua)

Jayapura - Kapolda Papua, Inspektur Jenderal Polisi Mathius D. Fakhiri mengaku ada pihak ketiga yang bermain di kasus penyanderaan pilot Susi Air, Capten Philips Mertenz.

Detik-detik Kantor BKPSDM Mappi Papua Dibakar Massa Gara-gara Tak Terima Hasil CPNS

Hal itu diungkap pasca menggelar pertemuan tertutup dengan Atase Kepolisian New Zealand, di Polda Papua lama, Kota Jayapura. Menurutnya, pihak ketiga itu memanfaatkan isu penyanderaan Kapten Philips guna kepentingan kelompok dan pribadi, namun mengatasnamakan organisasi perjuangan Papua Merdeka.

Pilot Susi Air Philip di tengah anggota kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua Pegunungan.

Photo :
  • ANTARA
Semua Provinsi di Papua jadi Perhatian Bawaslu Terkait Kerawanan di Pilkada Serentak

“Ada pihak lain yang memang sengaja menghambat, menghalang-halangi supaya proses negosiasi yang sudah dilakukan dan mau menuju titik temu ini tidak berhasil,” katanya, Kamis 29 Februari 2024.

Fakhiri mengatakan, pihak ketiga tersebut sengaja mengangkat isu Papua Merdeka ke pemerintahan New Zealand.

Dukung Gugus Tugas Ketahanan Pangan, Mendes ke Kapolda Banten: Kegiatan Bersejarah di Tanah Jawara

“Sudah kami sampaikan tadi di pertemuan dan mereka memahami hal tersebut dan tetap memberikan kepercayaan penuh kepada kami TNI-Polri di Papua untuk terus bekerja membebaskan kapten Philips," kata dia.

“Karena sekali lagi itu kepentingan dari kelompok itu sendiri, baik Benny Wenda maupun Sebby Sembom yang selalu berkoar-koar di luar tentang isu-isu Papua dan sudah kami sampaikan ke mereka agar pernyataan itu tidak usah didengarkan," ucapnya menambahkan.

Dia mengaku bila pihak Selandia Baru sampai sekarang tetap sepakat mempercayakan pembebasan Kapten Philips ke pemerintah Indonesia dan mengakui secara penuh bahwa Papua adalah bagian dari NKRI.

“Bahwa mereka tetap sepakat urusan itu urusan Philips itu urusan dari pada Indonesia dan mereka tidak mencampuri urusan tersebut dan tetap masih mengakui Papua bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia,” ujarnya.

Pilot Susi Air, Kapten Philips Max Mehrtens disandera KKB Papua.

Photo :
  • Dok. Istimewa

Dirinya pun menjelaskan kalau sampai sekarang pihaknya dibantu TNI masih terus bekerja keras untuk membebaskan Kapten Philips.

“Kami terus bekerjasama dengan teman-teman TNI dan hingga kini kami masih menerapkan pola soft lewat negoisasi yang melibatkan semua pihak, termasuk Pemerintah setempat, Gereja, masyarakat dan para Tokoh disana untuk pembebasan Kapten Philips,” kata dia.

Lebih lanjut Fakhiri mengaku hingga kini pihaknya sudah tahu keberadaan Kapten Philips dan kondisi kesehatannya. Tapi, pihaknya masih terus berupaya bernegoisasi agar KKB yang menyandera Kapten Philips bisa membebaskan Philips tanpa adanya korban.

“Sudah kita pantau, lokasi mereka dimana, bagaimana kesehatan Philips, namun kami masih terus negoisasi agar kapten Philips bisa dibebaskan tanpa ada jatuh korban, sehingga proses ini memang akan memakan waktu,” ujarnya lagi.

Pilot pesawat Susi Air Phillip Mark Mehrtens disandera KKB pimpinan Egianus Kogoya sejak tanggal 7 Februari 2023 sesaat setelah mendaratkan pesawatnya di Lapangan Terbang Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.

Pesawat yang dikemudikan pilot asal Selandia Baru itu kemudian dibakar oleh KKB pimpinan Egianus Kogoya.

Berbagai upaya pembebasan sudah dilakukan pemerintah dan aparat keamanan, salah satunya melalui pendekatan persuasif yang dilakukan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Lalu Muhamad Iqbal, melalui keterangan resminya pada 7 Februari, menyampaikan bahwa upaya pembebasan pilot pesawat Susi Air berkebangsaan Selandia Baru tersebut disampaikan Menlu Retno Marsudi kepada Menlu Selandia Baru melalui sambungan telepon sembari membahas berbagai aspek bilateral.

"Dalam pembicaraan tersebut, Menlu Retno menyampaikan bahwa Indonesia terus melakukan upaya pembebasan sandera Kapten Philip dengan menekankan aspek-aspek dan upaya pendekatan persuasif," katanya.

Menlu Retno juga memberikan jaminan bagi Kedutaan Besar Selandia Baru di Jakarta untuk mendapatkan akses kekonsuleran.

Di tempat berbeda, Kepala Kepolisian Daerah Papua Inspektur Jenderal Polisi Mathius Fakhiri menegaskan keselamatan sandera berkebangsaan Selandia Baru yang saat ini masih ditawan KKB pimpinan Egianus Kogoya adalah faktor utama.

"Berbagai langkah sudah dilakukan, baik oleh Pemda Nduga maupun TNI-Polri dengan tetap mengedepankan negosiasi. Berbagai langkah yang dilakukan untuk membebaskan Phillip Mark Mehrtens telah dijelaskan saat menerima kunjungan Duta Besar Selandia Baru untuk Indonesia Kevin Jeffery Burnet," kata Kapolda.

Meskipun penyanderaan pilot Philip sudah berlangsung selama setahun, Mathius menegaskan aparat keamanan tetap mengedepankan negosiasi dan berharap Phillip Mark Mehrtens dibebaskan dalam keadaan selamat.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya