Waketum MUI Sebut Gagasan Menag Soal KUA Jadi Tempat Nikah Semua Agama Bermasalah

Anwar Abbas MUI, Sidang Perdata Gugutan Panji Gumilang
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

Jakarta – Wakil Ketua Umum (Waketum) Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar Abbas turut berkomentar terkait wacana Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menjadikan KUA sebagai tempat nikah seluruh agama. Menurutnya rencana ini berkaitan dengan dua hal.

Talitha Curtis Bongkar Permintaan Keluarga dari Pernikahan Transaksional, Mulai dari Uang hingga Aset Materi

“Yang pertama terkait dengan masalah pencatatan, kedua tempat penyelenggaraan acara pernikahan,” ujar Buya Abbas dalam program Catatan Demokrasi tvOne, dilihat Kamis, 29 Februari 2024 pagi.

Wakil Ketua Umum MUI Anwar Abbas.

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa
MUI Minta Prabowo Pimpin Langsung Pemberantasan Korupsi

Dia lantas mengutip Undang-undang Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974 poin 2 yang menyatakan bahwa, Tiap-tiap perkawinan dicatat menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Anwar Abbas melanjutkan, dalam pelaksanaan Undang-undang tersebut terdapat Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 9 Tahun 1975 yang menyatakan bahwa mereka yang melangsungkan perkawinan selain agama Islam dilakukan di Kantor Catatan Sipil.

Banyak Mudarat, MUI Rekomendasikan Pemerintah Cabut PSN PIK 2

“Kalau Islam dicatat di KUA, kalau non-Islam dicatatkan di Catatan Sipil. Dan selama ini saya pikir nggak ada masalah ya?” tanya Anwar Abbas ke Pendeta Jeirry.

“Tidak ada masalah,” jawab Pendeta Jeirry yang duduk di samping Anwar Abbas.

“Jadi kalau gitu gagasan ini yang membuat masalah,” sambung Anwar Abbas disambut tepuk tangan para hadirin.

Kepada Arya Wedakarna, Anwar Abbas juga mengkonfirmasi terkait ucapannya tersebut. Arya Wedakarna yang dikenal cukup keras membela hak-hak pemeluk agama Hindu di Bali itu pun turut meng-iya-kan ucapan Anwar Abbas.

“Jadi kalau seandainya gagasan ini dilaksanakan maka terpaksa beberapa undang-undang disatukan kayak omnibus law, dibuat kayak kesatuan baru gitu,” imbuhnya.

Buya Abbas sangat menyayangkan struktur yang selama ini telah berjalan baik harus di rombak sedemikian rupa hingga membuat gaduh di tengah masyarakat.

“Oleh karena itu, saya menganjurkan kepada Gus Men (sapaan akrab Yaqut), sebelum ide ini dilepas ke publik sebaiknya beliau menemui tokoh-tokoh puncak dari masing-masing agama, diobrolkan kemudian dicari titik temunya, begitu sudah ketemu, baru dilepas ke publik sehingga nggak gaduh,” pungkasnya.

Terakhir, Anwar Abbas menyatakan bahwa tugas seorang menteri adalah menciptakan kedamaian dan ketertiban. Tapi, kata dia, pada kenyataannya Gus Men malah kerap membuat yang sebaliknya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya