Suhu Panas Diprediksi Landa Indonesia 27 Februari-4 Maret, BMKG Bilang Begini

Ilustrasi cuaca panas.
Sumber :
  • Pixabay

Jakarta – Beredar di sosial media kalau suhu panas di Indonesia akan kembali mulai 27 Februari hingga 4 Maret 2024. Hal itu karena adanya gerak semu matahari yang sudah mendekati Zenith Pulau Jawa.

Matahari Pagi Indonesia Deklarasi Jadi Ormas, Ahmad Muzani Ungkap Tugasnya Bantu Pemerintah Prabowo

Deputi Bidang Meteorologi, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Guswanto menjelaskan bahwa itu menjadi hal yang wajar. Karena tak lama lagi Indonesia akan memasuki musim Pancaroba dari musim hujan ke musim kemarau.

Ilustrasi cuaca panas

Photo :
  • Pixabay
Empat Kota RI Tempati Posisi Teratas Daerah Terpanas di Asia Tenggara pada Juni-Agustus

"Ketika matahari di sebelah utara garis khatulistiwa, maka bumi belahan Utara akan mengalami musim semi dan panas, dan bumi belahan Selatan akan mengalami musim gugur dan dingin," ujar Guswanto saat dikonfirmasi pada Selasa 20 Februari 2024.

Namun begitu, Guswanto menuturkan hal sebaliknya. Jika matahari berada di sebelah selatan garis khatulistiwa, bumi belahan selatan maka Matahari akan mengalami pergantian musim menjadi musim panas.

Taruh Botol Air Mineral di Mobil Bisa Picu Kebakaran, Ini Penjelasannya

"BMKG memprediksi bahwa Wilayah Indonesia memasuki Musim Kemarau tahun 2024 secara bertahap, mulai Maret (1,4%),  April (12.9%), Mei (19,0%), Juni (24.2%), Juli (7%), Agustus (13,4%), dan seterusnya," ucap Guswanto.

Ia pun menegaskan bahwa Indonesia akan masuk puncak musim kemarau pada bulan Juli-Agustus 2024.

"Pada Bulan Maret 2024 merupakan Masa Pancaroba dari Musim Hujan ke Musim Kemarau, maka masyarakat agar tetap tenang dan waspada terhadap potensi cuaca ekstrim saat masa Pancaroba antara lain angin kencang, puting beliung, Petir dan hujan Es," tutur dia.

Ilustrasi BMKG

Photo :
  • TvOne/ Ifan Gusti

Lebih lanjut, kata Guswanto, gerak menyeluruh Matahari akan terjadi mulai 21 Februari sampai 4 April 2024 nanti.

"Saya rasa tidak banyak berpengaruh, paling variasi hariannya saja yang berbeda, antara suhu di jam tertentu saja," bebernya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya