Jokowi ke Hakim MA: Jangan Cuma Kuantitas Putusan Perkara, tapi Harus Adil

Sumber :
  • VIVA.co.id/Ahmad Farhan Faris

JakartaPresiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan Mahkamah Agung jangan hanya mengejar kuantitas penyelesaian perkara, tapi harus mengutamakan kualitas putusan peradilan yakni keadilan hukum untuk masyarakat.

Lagi, Jokowi Endorse Paslon Respati-Astrid dengan Blusukan di Proyek Rel Layang Warisan Gibran

Hal itu disampaikan Presiden Jokowi saat Sidang Istimewa Laporan Tahunan Mahkamah Agung Republik Indonesia Tahun 2023 di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta Pusat pada Selasa, 20 Februari 2024.

Gedung Mahkamah Agung

Photo :
  • ANTARA FOTO
Tiga Ahli Paparkan Kejanggalan Hukum di Persidangan Peninjauan Kembali Alex Denni

Menurut dia, Rakyat Indonesia mengapresiasi terhadap komitmen Mahkamah Agung atas keterbukaan publik. Sudah ada 22.000 putusan dipublikasikan dalam Direktori Putusan yang bisa diakses oleh publik. 

“Saya memperoleh laporan di tahun 2023, MA berhasil memutus hingga 99,47% perkara. Ini perkembangan yang sangat-sangat bagus,” kata Jokowi.

Wakil Mendagri: Sistem Politik atau Sistem Pemilu Indonesia Boros

Namun demikian, Jokowi mengingatkan jangan hanya mengejar kuantitas putusan perkara. Akan tetapi, kata dia, para hakim harus mengutamakan kualitas putusan yang memberikan rasa keadilan.

“Bukan hanya kuantitas putusan yang penting. Yang paling utama adalah kualitas putusan bahwa putusan pengadilan harus memberikan rasa keadilan, memberikan kepastian hukum, dan mendukung pembangunan bangsa dan negara menuju Indonesia maju,” ujarnya.

Ilustrasi gambar : Hukum

Photo :
  • vstory

Untuk itu, Jokowi sangat berharap reformasi sistem menjadi bagian penting bagi kemajuan bangsa Indonesia. Maka dari itu, Jokowi menekankan hakim harus memberikan rasa keadilan dalam mengambil putusan.

“Sekali lagi memberikan rasa keadilan, kepastian hukum dan good governance  serta menyelamatkan aset negara, meningkatkan kesejahteraan rakyat terutama lapis bawa dan membawa Indonesia naik menjadi negara berpenghasilan tinggi,” pungkasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya