Pasangan Ganjar-Mahfud Menang di TPS Ketua TKD Banten
- VIVA.co.id/Sherly (Tangerang)
Tangerang - Pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) nomor urut 03, yakni Ganjar Pranowo dan Mahfud MD mendapatkan keunggulan suara di TPS 28, Perumahan Narada RW 06, Kelurahan Pakulonan, Kecamatan Serpong Utara, Kota Tangerang Selatan.
TPS tersebut merupakan lokasi Airin Rachmi Diany, yakni Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Provinsi Banten Prabowo-Gibran, mencoblos Pemilu 2024.
Dari data yang diterima, untuk calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01, yakni Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar mendapatkan 13 suara. Lalu, calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02, yakni Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka mendapatkan 96 suara.
Ilustrasi Pemilu.
- VIVA/Misrohatun Hasanah
Kemudian, suara terbanyak diperoleh calon presiden dan wakil presiden nomor urut 03, Ganjar-Mahfud yang mendapatkan 145 suara.
Ketua RW 06, Adi Santosa mengatakan, proses perhitungan suara telah selesai pada 14.15 WIB. Dengan total surat suara sah sebanyak 254 suara. "Dari jumlah DPT di TPS 28, yang menggunakan hak suaranya ada 255 orang dengan rincian, 254 surat suara sah, dan 1 surat suara tidak sah," katanya.
Pada TPS 28 itu, jumlah Daftar Pemilih Tetap atau DPT sebanyak 278 dengan Daftar Pemilih Tambahan sebanyak 32 orang. Sementara warga yang tidak menggunakan hak pilihnya sebanyak 56 orang.
Sebelumnya, Airin Rachmi mengatakan, terkait dengan pengawalan suara, pihaknya terkait jumlah suara yang diperoleh Partai Golkar baik para caleg, atau pasangan capres dan cawapres yang diusung, bisa didapatkan dengan persentase yang tinggi.
"Kalau suara, tentu berharap sebanyak-banyaknya ya, lebih banyak dari 2019 lalu. Dan kita selalu optimis juga, apa yang kita lakukan baik koalisi Indonesia Maju, dan relawan juga sudah maksimal. Tinggal kita pantau bagaimana mengajak orang untuk datang ke TPS," ujarnya.
Wakil Mendagri: Sistem Politik atau Sistem Pemilu Indonesia Boros
Wakil Menteri Dalam Negeri mengatakan bahwa Presiden RI Prabowo Subianto meminta untuk memperbaiki sistem pemilihan umum (pemilu) karena tidak efisien dan terlalu mahal.
